Sex Education |
Pentingnya Pendidikan Seks Usia Dini Pada Anak – Sering kali para orangtua menganggap bahwa memberikan edukasi seksual pada anak merupakan suatu hal yang tabu. Padahal sesungguhnya memberikan pendidikan seks pada anak sejak dini adalah hal yang sangat penting.
Mengapa hal tersebut sangat penting? Karena dengan memberikan pendidikan seks usia dini secara baik dan benar maka akan bisa mencegah dan melindungi anak dari berbagai tindak pelecehan seksual, perilaku seks bebas, kehamilan di luar nikah, pemerkosaan, aborsi dan juga penularan berbagai jenis penyakit seksualitas. Ketika seorang anak tidak diberikan pendidikan seks yang baik sejak dini dikhawatirkan saat terjadi pelecehan seksual mereka menganggap hal itu bukanlah masalah.
Namun sayangnya seperti yang sudah dikatakan diawal tadi bahwa banyak orang tua masih menganggap hal ini sebagai suatu yang tabu dan juga mereka belum mengetahui apa saja pentingnya pendidikan seks pada anak. Bahkan ada yang menganggap bahwa membicarakan tentang seks dengan anak sama saja mengajarkan mereka untuk berhubungan seksual. Tentu ini merupakan pemahaman yang salah, karena dalam memberikan pendidikan seks juga disesuaikan dengan usia anak.
Diperlukan strategi yang tepat dalam menyampaikannya. Karena kalau sampai salah strategi bisa berakibat fatal, di mana ujung-ujungnya hasil yang kita raih tidak sebagaimana yang kita inginkan. Untuk itu kita perlu memahami prinsip-prinsip pokok strategi ini sebelum kita menerapkannya.
1. MEMPERKUAT PENDIDIKAN AGAMA
Pendidikan seks dalam Islam merupakan bagian terpadu dari pendidikan agama. Tema ini bukanlah hal yang terpisah dari pengajaran aqidah, akhlak dan juga syariat. Oleh sebab itu pembahasan seks kepada anak harus selalu kita kaitkan dengan pendidikan agama.
Misalnya bagaimana menjaga aurat merupakan kewajiban seorang muslim yang telah diatur dalam syariat, juga bagaimana kita harus selalu mengendalikan nafsu karena Allah Maha tahu apa yang kita lakukan. Ini semua merupakan prinsip pokok yang harus kita tanamkan kepada anak sebelum mengajarkan hal-hal yang lain terkait masalah seks.
2. SESUAIKAN DENGAN USIA DAN KEBUTUHAN
Pendidikan seks yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan tingkat berpikir anak dan kebutuhannya.Jangan sampai kita memberikan porsi berlebihan yang melampaui usianya dan tidak sesuai dengan kebutuhannya. Materi yang diberikan harus mampu dipahami oleh anak sesuai cara berpikirnya. Jangan pula memberikan topik yang membuat anak malah bingung dan berfikir macam-macam.
Misalnya untuk anak usia 5 sampai dengan 7 tahun, cukuplah diterangkan tentang masalah aurat dan kewajibankewajiban terkait dengannya, belum perlu diterangkan tentang proses reproduksi secara mendetail kecuali dia bertanya tentang hal itu, cara menjawabnya pun harus kita sampaikan secara sederhana sesuai dengan dunianya.
3. TERUS MENERUS DAN BERKELANJUTAN
Pendidikan seks kepada anak harus diberikan secara berkelanjutan sesuai dengan tahapan-tahapannya. Mulai sejak kecil hingga mereka beranjak remaja, sampai mereka bisa belajar secara mandiri dan bertanggungjawab sesuai dengan arahan kita.
Jangan sampai satu materi tentang seks yang kita berikan kepada anak terputus, sehingga mereka mencarinya sendiri tentang hal itu kepada sumber lain yang tidak bertanggungjawab. Misalnya setelah kita menyampaikan materi tentang perbedaan antar lawan jenis kita bisa menyambungnya dengan materi hubungan antar lawan jenis, dan seterusnya.
4. AKRAB DAN TERBUKA
Pendidikan seks kepada anak sebaiknya disampaikan secara akrab dan terbuka. Akrab disini bermakna anak merasa nyaman dan tidak merasa takut untuk bertanya, sehingga tidak ada hal-hal yang perlu mereka sembunyikan kepada kita orangtuanya. Terbuka berarti bahwa kedua belah pihak harus sama-sama jujur sehingga informasi yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan.
Misalnya ketika anak bercerita tentang ketertarikannya terhadap lawan jenis, maka orangtua tidak boleh serta merta memarahinya atau langsung melarangnya, sehingga mereka merasa malu atau takut untuk bercerita lagi, namun ada baiknya orangtua perlu mendengarkan alasan anaknya dengan bijak, kemudian menerangkan sudut pandang agama tentang hal itu dan memberikan jalan keluarnya.
5. JANGAN MENUNGGU ANAK BERTANYA
Lebih baik bagi orangtua untuk menyusun kurikulum pendidikan seks kepada anak secara terencana sesuai pertumbuhan usia mereka. Sehingga anak-anak akan menerima pelajaran tentang hal itu terlebih dahulu sebelum mereka menemui masalah sebenarnya di dunia nyata. Misalnya sebelum anak menginjak masa baligh, kita sudah ajarkan tanda-tandanya terlebih dulu, seperti tumbuhnya rambut kemaluan, mimpi basah dan seterusnya, sehingga anak tidak kaget ketika menemuinya.
6. JANGAN BERBOHONG
Dalam pendidikan seks kepada anak kita harus jujur tanpa harus vulgar. Bedakan antara kejujuran dengan kevulgaran. Jujur berarti menyampaikan sesuatu tanpa ada unsur kebohongan, namun tetap dalam batas-batas wajar yang bisa dipahami oleh anak. Sedangkan vulgar berarti terbuka, apa adanya yang kadangkala di luar batas pemahaman anak.
Misalkan ketika anak bertanya tentang darimana datangnya adik bayi. Kita tidak boleh berbohong dengan mengatakan bahwa adik bayi datangnya dari langit atau yang lain. Cukup kita sampaikan contoh-contoh nyata sebagaimana terjadi pada binatang atau gambaran nyata proses kelahiran manusia dalam video pendidikan.
7. JANGAN MENGHINDAR
Ada kalanya orangtua merasa risih atau malu dengan pertanyaan anak terkait masalah seks, namun upayakan jangan menghindar atau lari dari pertanyaan, di mana hal itu semakin membuat anak-anak penasaran dan mencari jawaban dari tempat lain yang bisa jadi malah berbahaya dan tidak bertanggungjawab.
Jika Anda memang tidak tahu atau malu untuk menjawab pertanyaan anak tentang seks, mungkin Anda perlu menghubungi atau menyambungkan anak dengan pihak yang terpercaya untuk menjawabnya, misal ustadz atau gurunya. Selanjutnya Anda bisa berdiskusi dengan nyaman jika ia sudah menadapatkan penjelasan dari orang atau pihak yang dia percayai tadi.
8. JADILAH TELADAN
Prinsip lain yang tidak kalah penting dalam pendidikan seks kepada anak adalah keteladan orangtua. Bagaimanapun juga bagi anak-anak, keteladanan jauh lebih pentig daripada teori atau kata-kata. Maka orangtua harus menjadi contoh yang baik bagi anakanaknya dalam masalah ini.
Misalkan dalam masalah menjaga aurat, bagaimana orangtua harus selalu konsisten menerapkannya bagi diri mereka hingga anak-anak mencontohnya. Begitu juga dalam masalah tontonan atau bacaan terkait pornografi atau pornoaksi, orangtua harus jauh-jauh menghindarinya, hal ini penting supaya anak juga turut terhindar dari virus berbahaya seperti itu.
Baca juga : Kesalahan-kesalahan orangtua dalam mendidik anak.
Namun terkadang orangtua sering merasa malu bila berbicara masalah seks pada anak, hal ini tentu saja bisa menjadi penghambat dalam memberikan pendidikan seks yang baik pada anak, untuk itu para orangtua perlu memahami tips bagaimana supaya tidak malu bila berbicara seks pada anak.
Apa yang perlu orangtua lakukan agar tidak sungkan berdiskusi tentang seks bersama anak? Berikut ini adalah beberapa tips agar orangtua tidak malu saat berbicara seks kepada anak yang dirangkum dari berbagai sumber :
1. UBAH CARA PANDANG KITA
Makna pendidikan seks sangatlah luas tidaklah sebatas alat kelamin dan hubungan antar kelamin. Ini yang perlu kita jernihkan terlebih dahulu. Apalagi jika kita pakai sudut pandang Islam, tentu hal ini merupakan bagian dari agama yang harus kita ajarkan kepada anak. Di samping itu kita harus mengingat bahaya atau keburukan yang akan terjadi jika kita tidak mengajarkan anak tentang pendidikan seks yang benar.
2. DENGARKAN KATA MEREKA
Ketika anak berbicara kepada Anda tentang seks, dengarkanlah secara sungguh sungguh dan serius. Ini penting sebagai upaya pengakraban dan agar mereka merasa nyaman bercerita. Setelah mereka mau membuka diri, barulah kita masuk dengan sudut pandang kita, menerangkan, mengarahkan dan meluruskan apa yang salah dari mereka. Jangan sampai mereka merasa takut atau tidak dihargai, sehingga malah lari mencari tempat curhat atau berbagi informasi dari sumber yang tidak jelas tentang seks.
3. JANGAN DICERAMAHI
Umumnya anak-anak, apalagi yang mulai menginjak masa remaja tidak suka diceramahi apalagi dimarahi, metode ceramah lebih menekankan bahwa seakan-akan orangtua selalu merasa benar dan anak-anak pada posisi yang salah atau mereka diposisi yang bodoh. Lebih baik jika polanya diubah sebagai bentuk diskusi atau sharing antara orangtua dan anak. Sehingga kesan yang dibangun adalah proses dialog dan saling tukar pikiran antara orangtua dan anak.
4. CARILAH WAKTU YANG TEPAT
Untuk masuk ke dalam tema seks yang perlu dibahas, adakalanya kita perlu memilih waktu yang tepat, sehingga anak tidak merasa malu atau terpaksa menerima sesuatu yang tidak mereka sukai. Pilihlah momen –momen yang sesuai, misalnya ketika ada saudara atau kerabat yang melahirkan, terangkanlah kepada anak bagaimana hal itu terjadi. Intinya bagaimana memori anak dapat menerima penjelasan secara nyaman dan jelas, apalagi ketika dirangkai dengan kejadian yang mereka sendiri menyaksikan.
5. BERIKAN INFORMASI SECARA DASAR DAN UMUM
Informasi tentang seks yang kita berikan kepada anak tidaklah perlu terlalu mendetail dan vulgar, cukuplah mereka mengerti sesuai dengan cara berpikirnya. Misalnya tentang proses reproduksi, berikan contoh bagaimana binatang bereproduksi, dengan bahasa yang sederhana misalnya, tanpa harus menerangkan bagaimana detailnya cara pelaksanaannya.jika anak masih penasaran anda bisa menunjukkan dengan gambar dari buku-buku pendidikan, tentunya harus anda sertai penjelasan bahwa itu hanya bisa dilakukan jika usia mereka sudah dewasa dan telah menikah.
6. TERANGKAN APA SAJA KEWAJIBAN DAN LARANGAN MENURUT AGAMA
Masalah ini adalah persoalan penting agar pendidikan seks menjadi aman dan bertanggungjawab, bukan sekedar aman secara medis dan kesehatan saja, namun kontrol agama adalah pengawasan paling penting yang membuat mereka mampu membatasi dan menjaga kehormatan dirinya. Inilah yang tidak ditemukan dalam pendidikan seks secara sekuler.
7. PENDAMPINGAN DAN DIALOG
Pendidikan seks bagi anak adalah pembelajaran yang terus menerus dan berkelanjutan hingga mereka mencapai dewasa dan mampu mengontrol dirinya sendiri serta sudah mampu membedakan mana baik dan buruk baginya.
Untuk itu orangtua harus terus mendampingi mereka sesuai perkembangan usianya, dan mengajak mereka berdialog ketika mereka menemukan hal-hal baru dan belum mereka pahami. Hal ini insyaAllah akan lebih mampu menjaga mereka daripada mendapatkan informasi dari sumber-sumber yang tidak bertanggung jawab.
Mengenai pentingnya pendidikan seks usia dini pada anak anda juga bisa menyimaknya melalui video berikut ini :
Demikian tadi adalah informasi mengenai pentingnya pendidikan seks usia dini pada anak beserta strategi dan cara penyampaiannya agar kita sebagai orangtua tidak malu saat menyampaikannya. Semoga apa yang saya sampaikan di artikel kali ini bisa bermanfaat untuk para pembaca semuanya.
Wassalam.
No comments:
Post a Comment
Silahkan sampaikan komentar anda! Terima kasih :)