Friday, June 8, 2018

Cara Mengatasi Bayi Kagetan, Orangtua Wajib Tahu!

Cara Mengatasi Bayi Kagetan, Orangtua Wajib Tahu!

Cara Mengatasi Bayi Kagetan

Cara Mengatasi Bayi Kagetan - Apakah Anda pernah mendengar istilah refleks Moro? Refleks Moro adalah refleks alami yang dibawa oleh bayi dalam beradaptasi dengan lingkungan baru setelah lahir. Salah satu refleks Moro pada bayi adalah kaget. Bayi merasakan kaget sama seperti ketika kita berada di sebuah lingkungan yang baru. Kita beradaptasi, dan banyak hal membuat kita takjub dan bahkan kaget. Hal tersebut tentu lumrah untuk kita, dan kaget merupakan tanda bahwa bayi sehat karena mampu merespon keadaan yang terjadi disekelilingnya.

Bisa dikatakan bahwa bayi yang kaget adalah bayi yang sehat, walaupun terkadang kita tidak mengetahui apa penyebab bayi kaget. Namun, kaget juga bisa menjadi sebuah hal yang tidak lumrah pada bayi ketika bayi masih sering kagetan ketika mereka berusia 2 bulan. Pada usia itu, seharusnya bayi sudah mampu mampu mengurangi kekagetan terhadap hal-hal yang terjadi di dunia.

Selain berkaitan dengan umur, kaget juga bisa menjadi masalah ketika tubuh bayi tidak merespon secara keseluruhan. Ketika bayi kaget, maka tubuhnya akan tersentak. Ketika tersentak, tubuh bayi akan bergerak keseluruhan. Namun, apabila bayi Anda hanya tersentak pada satu sisi tubuh saja, maka sebaiknya Anda memeriksakan bayi Anda untuk mengetahui syaraf bayi Anda.

Cara Mengatasi Bayi Kagetan


Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mambantu bayi mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, sehingga bayi tidak mudah kaget. Cara pertama adalah dengan membiasakan bayi untuk belajar mendengar kebisingan hingga kesunyian secara bertahap. Selama ini kita melarang orang-orang untuk berbicara ketika bayi tertidur, karena kita berasumsi bahwa bayi akan tidur dalam kesunyian. Faktanya adalah bayi tidur setiap saat, dan jadwal dia tidur hampir sama saat bayi berada pada rahim ibu. Pada malam hari, bayi tidur dalam keadaan sunyi, karena ibu juga tidur dan semua orang juga terlelap.

Namun, pada siang hari, bayi akan tertidur dalam keadaan bising, karena ibu sedang beraktivitas, bertemu dengan banyak orang, dan lain sebagainya. Terlebih, tidak banyak yang tahu bahwa rahim sangat bising, karena metabolisme tubuh ibu, aktivitas ibu, dan orang-orang disekeliling ibu. Suara ibu saja terdengar 2 kali lebih keras dari suara vacum cleaner ketika bayi berada di dalam rahim.

Oleh sebab itu, biasakan bayi untuk tidur dalam keadaan seperti itu. Ketika malam hari, biarkan bayi tidur dengan keadaan tenang. Pada siang hari, putarkan musik pelan dan lembut, sehingga dia menangkap sinyal bahwa dia tidur siang. Dengan begitu, bayi akan melatih diri untuk tidur dalam kebisingan, dan dia tidak akan terlalu kaget apabila tiba-tiba mendengar sesuatu.

Cara kedua yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu bayi beradaptasi dengan kebisingan adalah dengan memperkenalkan dia ke luar rumah. Bayi akan menangkap suara-suara tersebut dan mulai mem-file suara satu per satu. Apabila Anda ragu untuk membawa bayi ke luar rumah, maka ajaklah dia menonton TV untuk bayi, atau memutarkan musik.

Kesimpulan yang kita dapat adalah kaget merupakan salah satu refleks pada bayi, yaitu reflek Moro, yang merupakan bawaan naluriah bayi. Kaget merupakan tanda bahwa bayi sehat dan mampu merespon lingkungan sekitar. Namun, kaget bisa menjadi bahaya bila bayi masih sering kaget ketika menginjak umur tertentu, dan tubuh tidak merespon kaget dengan total. Oleh sebab itu, membantu bayi dengan memperdengarkan banyak macam suara-suara akan membantu bayi untuk lebih mudah beradaptasi.

Demikianlah sedikit informasi tentang cara mengatasi bayi kagetan yang bisa saya bagikan pada kesempatan kali ini, semoga bisa bermanfaat dan menjadi solusi untuk Anda para orangtua yang mungkin saat ini memiliki bayi yang masih sering kagetan, terima kasih.

Cara Mengatasi Anak Pemalu Agar Percaya Diri dan Berani

Cara Mengatasi Anak Pemalu Agar Percaya Diri dan Berani

Cara Mengatasi Anak Pemalu

Cara Mengatasi Anak Pemalu - Sifat pemalu adalah suatu keadaan dalam diri seseorang dimana orang tersebut sangat peduli dengan penilaian orang lain terhadap dirinya dan merasa takut atau cemas karena penilaian tersebut sehingga cenderung untuk menarik diri.

Kalau merunut pada definisi tersebut, tentu sifat pemalu merupakan hal yang mengganggu dan harus dihilangkan. Lalu apa sebenarnya yang menyebabkan seorang anak menjadi pemalu? Ada beberapa penyebab seorang anak memiliki sifat pemalu, sebagian besar merupakan faktor yang berasal dari luar dirinya, bukan bakat bawaan. Hal itu antara lain :

1. Trauma Lingkungan

Mungkin anak pernah diperlakukan oleh orang didekatnya atau orang yang dikenalnya yang membuat rasa malu dalam hatinya, perasaan malu itu sulit dihilangkan sehingga ia cenderung menarik diri dari lingkungannya Karena takut mengalami kejadian yang sama.

Misalnya : Seorang anak pernah disuruh gurunya maju kedepan kelas untuk mengerjakan suatu latihan, ternyata ia tidak bisa sehingga gurunya marah dan teman sekelas mengolok-oloknya, akibatnya ia sangat malu dan tidak berani tampil ke muka kelas lagi.

2. Jarang Mendapat Pujian

Anak-anak yang tidak pernah dipuji atas prestasi yang ia raih, sekecil apapun prestasi itu dan justru malah sebaliknya ia sering dicela atas kesalahan yang ia perbuat, maka dia akan lebih mudah menjadi pemalu dan tertutup. Dia merasa dirinya menjadi anak yang tidak berguna dan tak punya nilai dimata orang lain.

3. Kurang Diajak Komunikasi

Bisa jadi anak tidak berani bicara dengan orang lain atau enggan bergaul dengan orang lain karena memang tidak dibiasakan berkomunikasi sejak dini, bahkan orang tuanya sendiri pun jarang mengajaknya bicara dan melibatkan anak dalam aktifitas yang membuatnya bertemu orang lain.

Misalnya : Seorang anak sejak kecil dilarang bermain dengan anak-anak lain sebayanya dengan berbagai alasan. Begitu juga orang tuanya jarang mengajaknya ngobrol, anak lebih dimanjakan dengan alat-alat permainan modern dan canggih sehingga anak akrab dengan teknologi namun cenderung antisosial dan canggung ketika bertemu orang lain.

Cara Mengatasi Anak Pemalu Agar Percaya Diri dan Berani


Sifat pemalu pada anak yang menyebabkan ia cenderung untuk menarik diri dari pergaulan dan anti sosial tentu akan membuat cemas para orang tua. Karena hal itu tentu akan sangat berpengaruh terhadap masa depan anak.

Ada beberapa langkah cara mengatasi rasa malu pada anak yang bisa anda lakukan agar anak percaya diri dan berani, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Menjaga Harga Diri

Anak Orang-orang terdekat anak seperti orang tua dan guru berperan besar dalam membangun hal ini. Jangan sampai anak dilabeli atau diberi julukan pemalu Karena sikapnya, hal ini justru akan semakin menambah keyakinannya bahwa ia adalah seorang pemalu.

Sebaliknya anak harus didorong dan dimotivasi bahwa dirinya adalah anak yang punya kemampuan dan berarti. Berikan pujian walaupun ia memiliki kekurangan, misalnya ketika anak tampil didepan kelas disuruh membaca, namun bacaannya belum lancer dan terbata-bata, tetap saja katakan "Bagus! Kamu sudah bisa membaca, hanya sedikit kurang lancer, besok kita ulangi lagi supaya lebih baik lagi". Dengan begitu anak tetap terjaga harga dirinya dan terpacu untuk belajar lebih giat lagi.

2. Membangun Kepercayaan Diri Anak

Cara menumbuhkan rasa percaya diri bisa pada anak dilakukan dengan latihan sosialisasi dan berlatih menghadapi berbagai situasi, bukan sekadar dorongan atau motivasi saja. Misalnya mengajak anak dalam berbagai acara keluarga atau mengundang teman-temannya untuk dating bermain, dengan begitu dia berkenalan dan bertemu dengan banyak orang.

Awalnya mungkin dia tidak nyaman, namun lambat laun setelah mengenal dan mengetahui banyak orang dia akan terbiasa. Begitu juga berlatih menghadapi situasi tertentu, misalnya ketika anak diajak ke toko, berikan ia kepercayaan untuk memberikan barang belanjaan atau menyerahkan uang ke kasir, sambal tetap anda disampingnya untuk mengawasi.

Kemudian pujilah dia, "Hebat! Adik sudah bisa belanja dan bayar di kasir". Hal itu tentu akan membesarkan hatinya dan membuatnya semakin berani tampil.

3. Memberikan Keteladanan

Bagaimanapun juga orang tua adalah teladan terdekat dari anak. Bila orang tuanya pemalu, minder dan jarang bersosialisasi, maka kemungkinan besar anaknya juga akan seperti itu. Si anak melihat dan belajar dari apa yang diperbuat orang tuanya. Untuk itu orang tua harus memberi contoh kepada anak, bagaimana berhadapan dengan orang lain, bagaimana caranya berkenalan, bagaimana caranya menjawab salam dan sebagainya.

Bahkan jika diperlukan ajak si anak bermain peran, misalnya ibu atau ayah berperan sebagai tuan rumah dan anak sebagai tamu, kemudian mereka berkenalan dan ngobrol. Hal-hal yang sekilas Nampak sederhana ini sebenarnya sangat bermanfaat, selain menambah keakraban antara orang tua dan anak, hal ini sekaligus melatih anak untuk berkomunikasi kepada orang lain. Harapannya tentu dia akan percaya diri dan tidak malu lagi.

Itulah beberapa cara mengatasi anak pemalu yang bisa anda coba dan terapkan, agar anak percaya diri dan berani untuk tampil di depan umum. Semoga informasi yang singkat ini bisa memberikan manfaat untuk Anda semuanya, terutama untuk para orangtua yang memiliki anak dengan rasa malu berlebihan, terima kasih.

Featured Post

18 Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Yang Sering Dilakukan

Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak - Memberikan pendidikan terbaik bagi anak adalah tugas...