Thursday, May 18, 2017

Cara Mengatasi Anak Yang Suka Berbohong

Cara Mengatasi Anak Yang Suka Berbohong

Cara Mengatasi Anak Yang Suka Berbohong - Berbohong adalah mengucapkan sesuatu yang tidak sebenarnya, ini tentu kita semua sudah paham. Namun ketika anak suka bohong, apakah benar anak-anak menyadari apa yang dia lakukan atau ucapkan? Belum tentu!

Cara Mengatasi Anak Yang Suka Berbohong
Anak Suka Bohong - Brilio.net

Pada usia tertentu, misalnya antara usia 2-3 tahun banyak anak yang belum memahami apa yang dia ucapkan. Kosakata mereka masih sangat terbatas, sehingga sering kali mereka mengucapkan sesuatu yang sebenarnya mereka tidak pahami.

Ada pula anak-anak yang senang berimajinasi, sehingga mereka sering menceritakan sesuatu yang sebenarnya tidak mereka alami namun mereka pikirkan. Misalnya ada anak yang bercerita bahwa dia pernah bertemu monster dan bertarung hingga mengalahkannya. Ini adalah fiksi atau khayalan si anak yang dia ceritakan kepada keluarga atau teman-temannya agar dia tampak hebat dan mendapatkan perhatian.

Pada usia tertentu anak-anak belum bisa membedakan mana khayalan dan mana kenyataan. Maka apa yang mereka lihat di TV atau dalam buku cerita dianggapnya sebagai suatu kenyataan yang ada. Untuk itu para orang tua perlu sekali mendampingi dan menerangkan putra-putrinya ketika mereka menonton film atau membaca buku cerita. Hal itu penting untuk membimbing imajinasi mereka.

Tidak tepat kalau kita terburu-buru memberi gelar anak kita pembohong sementara saat itu sebenarnya mereka sedang berimajinasi, lebih gampangnya mungkin jika kita membagi kebohongan anak menjadi 3 tingkatan atau level yaitu kebohongan tingkat ringan, sedang dan berat.

1. Kebohongan Level Ringan

Adalah kebohongan di tingkat balita, yang lebih disebabkan karena mereka tidak tahu atau merupakan hasil dari imajinasi mereka. Untuk kebohongan tingkat ini para orang tua masih bisa mentolerirnya, dalam arti memahaminya namun tetap harus mengarahkannya dengan menjelaskan apa yang sebenarnya mereka lakukan.

2. Kebohongan Level Sedang

Adalah kebohongan yang dilakukan anak dalam rangka menyelamatkan diri mereka sendiri atau mengangkat harga dirinya. Misalnya seorang anak mengaku juara kelas atau nilai rapornya bagus semua padahal tidak, tujuannya agar mereka tidak dimarahi orang tua dan mendapat pujian.

Meskipun mungkin hal ini tidak merugikan pihak lain, namun kebohongan pada level ini harus tetap ditegur dan diperingatkan sebab bisa merugikan diri mereka sendiri.

3. Kebohongan Level Berat

Adalah kebohongan yang dilakukan oleh anak yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain, misalnya ada seorang anak yang mengatakan pada orang tuanya bahwa ia sudah membayarkan uang SPP yang dititipkan kepadanya. Namun selang beberapa bulan kemudian, orang tuanya mendapat panggilan dari sekolah bahwa anaknya telah menunggak pembayaran SPP untuk beberapa bulan.

Nah hal seperti ini jelas berbahaya dan tidak bisa didiamkan, sebab termasuk kategori perbuatan menipu atau korupsi yang merugikan orang lain, termasuk dirinya sendiri. Jika dibiarkan anak akan menganggap hal itu sebagai perbuatan biasa saja atau pelanggaran ringan saja.

Maka orang tua harus bersikap tegas terhadap hal itu, minimal anak harus diberitahu apa akibat perbuatannya itu yang merugikan dirinya dan orang lain, seperti ia tidak bisa ikut ujian karena belum bayar SPP atau mereka tidak bisa pergi berlibur di akhir semester Karena uangnya habis buat bayar SPP. Tujuannya biar anak sadar dan tidak mengulangi perbuatannya.

Boleh juga diberi hukuman yang sifatnya mendidik, asal tidak berlebihan yang justru menimbulkan trauma atau dendam. Misalnya hukuman yang sifatnya mengurangi kenikmatan yang selama ini ia nikmati, seperti tidak boleh bermain game selama seminggu atau pengurangan uang jajannya setiap hari. Dengan hukuman itu diharapkan anak akan mengerti konsekuensi yang harus diterimanya jika ia berbohong.

Cara Mengatasi Anak Yang Suka Berbohong


Level Ringan

Untuk anak-anak balita yang level kebohongannya masih tingkat rendah, dalam artian mereka sebenarnya sedang berimajinasi, maka hal ini lebih dikarenakan pikiran mereka memang belum berjalan sempurna, mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan , terlebih jika mereka sering menonton atau mendengar kisah-kisah khayalan baik lewat film, komik, atau media lainnya, tentu saja daya khayal mereka semakin melambung tinggi.

Untuk itu sebagai solusi, orang tua jangan terburu-buru mencegah, melarang atau bahkan marah-marah ketika anak-anak berkhayal, karena itu memang dunia mereka, biarkan imajinasi mereka berkembang. Namun perlahan berilah mereka pengertian, ajak mereka berdialog, terangkanlah apa yang mereka lihat dalam film misalnya bukanlah sebenarnya, melainkan “bohong-bohongan” semata, sehingga anak tidak mengikut begitu saja.

Lebih bijak lagi jika para orang tua disamping menemani anak ketika nonton TV atau membaca komik, juga menyediakan tontonan atau bacaan yang benar-benar mendidik, bukan sekadar tontonan yang berisi khayalan atau kebohongan semata, namun lebih kepada tontonan sekaligus tuntunan. Misalnya film-film edukasi islami atau kisah ilmu pengetahuan yang dikemas secara menarik. Hal seperti itu tentu lebih bermanfaat.

Level Menengah

Sedangkan untuk kebohongan level menengah, dimana anak berbohong untuk menyelamatkan dirinya, maka orang tua perlu terlebih dahulu harus intropeksi apakah dia terlalu ketat dalam menentukan standar prestasi untuk anak, sehingga anak cenderung takut untuk gagal, sebenarnya bukan takut ketika menerima kegagalan, namun lebih kepada takut akan hukuman atau kemarahan orang tuanya saat dia gagal.

Pada level ini orang tua harus mengajarkan anak nilai kejujuran dan tanggung jawab, bukan sekadar sanksi atau hukuman. Katakan pada anak “Ayah/bunda lebih bangga lho dengan kejujuranmu, bagi kami itu adalah prestasi tersendiri apapun hasilnya”.

Level Berat

Sementara untuk kebohongan level terakhir yang cukup berat, dimana kebohongan itu juga merugikan pihak lain, maka orang tua harus bersikap bijaksana namun tetap tegas. Pertama, panggil si anak kemudian tanya alasan kebohongannya, biarkan ia bercerita kenapa ia berbohong. Boleh jadi ia disuruh temannya, terpengaruh tayangan TV atau memang keinginannya sendiri Karena kebutuhan yang tidak terpenuhi misalnya.

Setelah ia berani dengan jujur bercerita, maka pujilah atas keberaniannya itu dan jangan malah dicaci-maki, kemudian katakana padanya “Ayah/bunda tahu bahwa kamu sebenarnya tidak suka bohong, namun kamu lalai kali ini, untuk itu jangan pernah kamu ulangi lagi, sebab hal itu sangat merugikan, terutama untuk dirimu sendiri, kamu tidak akan dipercaya orang lagi”.

Terangkan kepadanya akibat-akibat buruk bila orang berbohong, mulai dari dijauhi teman, tidak dipercaya orang hingga dibenci Allah. Buat ia merasa bersalah dan kapok tanpa harus ditakut-takuti dengan hukuman. Kesadaran dari dalam diri si anak jauh lebih penting dari pada berbagai sanksi atau hukuman yang mengancam.

Perhatian

Terakhir, orang tua juga harus tahu bahwa terkadang anak suka bohong karena meniru orang tuanya, meskipun hal itu Nampak sederhana dan remah. Contohnya suatu ketika mungkin orang tua pernah malas untuk menerima tamu yang datang, lalu orang tua menyuruh anaknya untuk mengatakan bahwa ia tidak ada dirumah.

Hal seperti itu tanpa disadari telah mendidik anak bahwa ternyata berbohong itu boleh-boleh saja dan anakpun akan menirunya. Untuk itu para orang tua harus juga menjaga diri untuk tidak berbohong, bila tidak ingin anak-anaknya menjadi pembohong.

Syaikh Abdul Hamid Jasim Al-Bilali dalam bukunya “Seni Mendidik Anak” menyindir kelakuan orang tua tersebut, menurut beliau, “Seorang anak tentu tidak mudah menerima anjuran kebaikan dari orang tuanya jika ternyata perbuatan orang tua mereka sendiri bertolak belakang dari apa yang diperintahkan. Anak disuruh berkata jujur, tetapi mereka sendiri sering berdusta dan jika berjanji tidak ditepati”.

Demikian tadi adalah pembahasan mengenai level kebohongan pada anak beserta cara mengatasi anak yang suka berbohong. Semoga bisa bermanfaat untuk para pembaca semuanya, jangan lupa dishare!

Terima kasih.

Sunday, May 14, 2017

12 Indikator Keluarga Sehat Yang Wajib Anda Ketahui

12 Indikator Keluarga Sehat Yang Wajib Anda Ketahui

12 Indikator Keluarga Sehat
Keluarga Sehat

12 Indikator Keluarga Sehat - Sebuah keluarga yang sehat sangat dipengaruhi oleh pola atau perilaku hidup bersih dan sehat para anggotanya. Sehingga nantinya bukan hanya keluarga sehat yang tercapai melainkan juga menjadi sebuah keluarga sejahtera.

Berdasarkan peraturan dari menteri kesehatan No. 39 Tahun 2016 setidaknya ada 12 indikator keluarga sehat. Dari ke 12 indikator keluarga sehat tersebut dapat dikelompokan menjadi 5 kategori yaitu :

1. Program gizi, kesehatan ibu dan anak
2. Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
3. Perilaku sehat
4. Rumah atau lingkungan sehat
5. Kesehatan jiwa

Dan berikut adalah daftar 12 indikator keluarga sehat kemenkes selengkapnya :

A. PROGRAM GIZI, KESEHATAN IBU DAN ANAK


1. Keluarga mengikuti program KB atau keluarga berencana
Yaitu apabila didalam keluarga baik suami atau istri atau bahkan keduanya terdaftar sebagai peserta keluarga berencana (KB) atau memakai alat kontrasepsi.

Faktor pendukung :
  • Adanya pelayanan KB sampai dengan tingkat desa atau kelurahan
  • Adanya promosi atau penyuluhan KB oleh NAKES atau di fasilitas kesehatan
  • Adanya promosi KB yang dilakukan oleh para pemuka agama
  • Adanya pendidikan Kespro/KB di SMA dan juga perguruan tinggi
  • Adanya contoh atau panutan ber-KB dari PNS, POLRI, TNI atau para pejabat lainnya
  • Adanya kampanye KB nasional
  • Adanya pelayanan KB dan medis hingga ke puskesmas

2. Ibu melakukan proses persalinan di fasilitas kesehatan
Jika di keluarga ada seorang ibu pasca bersalin yaitu usia bayi 0 sampai 12 bulan, maka persalinan ibu tersebut dilakukan di puskesmas, klinik atau rumah sakit.

Faktor pendukung :
  • Adanya pelayanan bersalin yang berkualitas di puskesmas
  • Adanya rumah tunggu kelahiran serta alat transportasi seperti ambulance disemua tempat yang memerlukan
  • Adanya senam bumil dan pelayanan ANC di puskesmas
  • Adanya promosi dan penyuluhan oleh NAKES atau kader PKK mengenai persalinan di faskes

3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
Jika di keluarga terdapat anak (usia 1-2 tahun), telah mendapatkan imunisasi HB0, BCG, DPT-HB1, DPT-HB2,DPT-HB3, Polio1, Polio2, Polio3, Polio4 dan Campak.

Faktor pendukung :
  • Adanya pelayanan imunisasi dasar di pusat kesehatan masyarakat dan FKTP lain
  • Adanya promosi dan pengenalan oleh NAKES atau di faskes mengenai imunisasi dasar
  • Adanya promosi yang dilakukan oleh para pemuka agama, kader PKK atau kader imunisasi dasar
  • Adanya kampanye nasional tentang imunisasi

4. Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
Jika di keluarga terdapat bayi usia >6-18 bulan, bayi tersebut selama 6 bulan pertama (usia 0-6 bulan) hanya diberi air susu ibu (ASI) saja atau ASI eksklusif.

Faktor pendukung :
  • Adanya pelayanan konsultasi ASI di puskesmas atau FKTP
  • Adanya ruang khusus menyusui ditempat-tempat umum
  • Promosi yang dilakukan NAKES, kader PKK atau di faskes mengenai ASI eksklusif
  • Adanya kampanye nasional tentang pemberian ASI eksklusif

5. Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
Jika di keluarga ada seorang balita, maka balita tersebut setiap dilakukan penimbangan berat badan untuk dicatat di Posyandu.

Faktor pendukung :
  • Posyandu yang dapat berfungsi secara baik minimal sebulan sekali
  • Supervisi serta bimbingan dari puskesmas ke posyandu
  • Adanya pemantauan pertumbuhan anak-anak playgroup dan TK
  • Promosi yang dilakukan oleh NAKES dan kader PKK mengenai pemantauan pertumbuhan balita
Baca Juga :  Cara Menghadapi Orang Tua Egois Menurut Islam

B. PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR


6. Penderita tuberkulosis atau TB Paru berobat sesuai standar
Jika di keluarga terdapat anggota keluarga usia >15 tahun menderita batuk sudah 2 (dua) minggu berturut-turut belum sembuh atau didiagnogsis sebagai penderita Tuberkulosis (TB) Paru, penderita tersebut berobat sesuai dengan petunjuk dokter/petugas kesehatan.

Faktor pendukung :
  • Adanya pelayanan terhadap TB paru baik di puskesmas atau rumah sakit
  • Adanya PMO atau pengawas menelan obat di rumah atau tempat kerja
  • Promosi oleh NAKES, kader PKK, di faskes atau di tempat-tempat umum mengenai pengobatan TB paru

7. Penderita hipertensi berobat teratur
Jika di keluarga terdapat anggota keluarga usia >15 tahun yang berdasar pengukuran adalah penderita tekanan darah tinggi (hipertensi), ia berobat sesuai dengan petunjuk dokter/petugas kesehatan.

Faktor pendukung :
  • Adanya pelayanan terpadu PTM di FKTP
  • Adanya posbindu PTM di setiap desa atau kelurahan
  • Ada sistem pengawasan menelan obat yang teratur dari kader kesehatan
  • Adanya pelayanan konsultasi berhenti merokok baik di puskesmas atau rumah sakit
  • Adanya kegiatan aktivitas fisik seperti senam atau olahraga di masyarakat
  • Adanya pembatasan bahan tambahan makanan dan kandungan garam dalam makanan
  • Adanya pengenalan atau promosi mengenai pengobatan hipertensi

C. PERILAKU SEHAT


8. Tidak ada anggota keluarga yang merokok
Jika tidak ada seorang pun anggota keluarga yang sering atau kadang-kadang menghisap rokok atau produk lain dari tembakau. Atau bisa juga anggota keluarga yang merokok sudah berhenti merokok.

Faktor pendukung :
  • Adanya layanan konsultasi berhenti merokok baik di puskesmas atau rumah sakit
  • Adanya pembatasan iklan rokok dalam bentuk apapun
  • Adanya larangan merokok di berbagai kawasan seperti perkantoran, sekolah dan tempat-tempat umum
  • Adanya batasan usia untuk pembeli rokok
  • Dilakukan kenaikan cukai rokok
  • Serta adanya kampanye nasional mengenai bahaya merokok

9. Sekeluarga menjadi anggota JKN (jaminan kesehatan nasional) atau asuransi kesehatan
Yaitu apabila seluruh anggota keluarga sudah mempunyai kartu keanggotaan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan dan atau kartu anggota asuransi kesehatan lainnya.

Faktor pendukung :
  • Adanya kemudahan dalam mengurus JKN
  • Adanya layanan JKN di FKTP atau rumah sakit yang bermutu
  • Ada kampanye nasional tentang JKN

D. RUMAH ATAU LINGKUNGAN SEHAT


10. Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih
Jika keluarga memiliki akses air leding PDAM atau sumur pompa, atau sumur gali, atau mata air terlindung untuk keperluan sehari-hari.

Faktor pendukung :
  • Adanya sarana air bersih di pedesaan dan sekolah
  • Adanya promosi mengenai pentingnya air bersih yang dilakukan oleh NAKES, kader PKK/kesehatan atau di faskes

11. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Jika keluarga memiliki atau menggunakan sarana untuk membuang air besar (kakus) berupa kloset atau leher angsa atau plengsengan.

Faktor pendukung :
  • Adanya jamban sehat di setiap rumah atau keluarga, sekolah dan perguruan tinggi
  • Adanya promosi dan pengenalan mengenai pentingnya jamban sehat yang dilakukan oleh NAKES atau kader kesehatan/PKK atau di faskes
Baca Juga 12 Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak

E. KESEHATAN JIWA


12. Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
Jika di keluarga terdapat anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa berat, penderita tersebut diobati, tidak ditelantarkan dan atau dipasung.

Faktor pendukung :
  • Adanya pelayanan terpadu PTM di FKTP
  • Adanya promosi yang dilakukan oleh NAKES mengenai pengobatan dan juga bagaimana memperlakukan penderita gangguan jiwa, baik di faskes atau tempat-tempat kerja

12 indikator keluarga sehat diatas merupakan indikator keluarga sehat untuk tingkat nasional, yang bisa digunakan sekaligus sebagai indikator PHBS tatanan sebuah rumah tangga. Ke-12 indikator keluarga sehat tersebut juga masih bisa ditambahkan dengan indikator lokal sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah.

Seperti misalnya : Bebas jentik nyamuk untuk daerah endemis DBD atau demam berdarah, untuk daerah endemis malaria tempat tidurnya menggunakan kelambu, stimulasi perkembangan balita atau indikator-indikator yang lainnya.

Dari 12 indikator keluarga sehat yang telah disebutkan, ada 4 indikator yang sasarannya akan terus berganti atau berubah-ubah, yaitu :

1. Ibu melakukan proses persalinan di fasilitas kesehatan
2. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
3. Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
4. Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan

Sehingga tiap tahunnya akan selalu dimulai dari nol lagi. Walaupun sudah memiliki cangkupan yang tinggi namun ke-4 indikator tersebut akan tetap menjadi prioritas utama.

Itulah 12 indikator keluarga sehat yang wajib anda ketahui, semoga bisa menginspirasi anda untuk menjadikan keluarga anda menjadi sebuah keluarga yang sehat dan sejahtera.

Friday, May 12, 2017

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini - Banyak orangtua menganggap bahwa pendidikan anak hanya dapat dilakukan setelah anak besar. Padahal menurut banyak penelitian, anak membutuhkan pendidikan sejak usia 0-3 tahun. Pendidikan pada usia 0-3 tahun justru merupakan pendidikan yang paling penting untuk anak.

Masa tumbuh kembang 0-3 tahun disebut sebagai masa pertumbuhan emas atau golden age. Pada masa golden age terjadi perkembangan fisik dan perkembangan otak atau kecerdasan yang sangat pesat. Karena 80% pertumbuhan otak terjadi pada masa ini, sedangkan penyempurnaan 20% sisanya terbentuk diatas usia 0-3 tahun.

Pendidikan yang diberikan kepada anak tidak harus selalu seperti pendidikan yang dilakukan oleh guru di sekolah. Pendidikan yang dilakukan oleh orangtua justru merupakan pendidikan yang paling utama dan paling penting. Pada usia 0-3 tahun anak-anak belajar dengan cara dan metode yang sederhana, karena pada masa tersebut anak belum mengerti benar apa yang mereka lihat, rasakan dan pelajari. Oleh karena itu dukungan dan bimbingan orangtua sangat dibutuhkan.

PENTINGNYA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

pentingnya pendidikan anak usia dini
Pendidikan Anak

Pendidikan adalah aset penting bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan harus diberikan kepada anak sejak lahir hingga dewasa. Pendidikan anak tidak boleh dipaksakan, pendidikan anak harus disesuaikan dengan tingkat usia, kebutuhan, intelektual, emosional, sosial serta aspek terkait lainnya.

Baca juga : Pentingnya Pendidikan Seks Usia Dini Pada Anak

Pendidikan anak usia dini sangat penting karena anak mengalami perkembangan fisik, mental dan kecerdasan yang sangat pesat. Menurut penelitian sekitar 50% kecerdasan orang dewasa telah terjadi pada saat anak berusia kurang dari 4 tahun.

Periode tumbuh kembang pada tahun pertama anak dapat disebut sebagai periode kritis. Perkembangan kecerdasan yang diperoleh pada periode ini akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan di periode berikutnya dan terbawa hingga anak tumbuh dewasa. Masa emas ini hanya datang sekali dan kegagalan pada periode ini bersifat menetap dan akan sangat mempengaruhi kualitas kecerdasan anak di masa mendatang.

PERAN ORANGTUA DALAM MENDIDIK ANAK USIA DINI

peran orang tua dalam mendidik anak
Kewajiban orang tua terhadap anak

Anak ibarat kertas putih yang sangat mudah ditulisi, apapun yang kita ajarkan kepada anak tentunya akan membekas dalam ingatannya dalam waktu yang sangat lama. Setiap orangtua tentunya menginginkan yang terbaik bagi buah hatinya oleh karenanya sebagai orangtua berkewajiban memberikan pendidikan yang tepat bagi buah hatinya.

Keluarga atau orangtua merupakan tempat pendidikan yang paling utama dan paling penting bagi anak, terutama untuk pendidikan anak usia dini. Sebab dalam keluarga anak dilahirkan dan tumbuh menjadi dewasa. Bentuk serta ciri-ciri pendidikan dalam keluarga akan selalu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan watak, budi pekerti dan kepribadian individu.

Orangtua sebagai orang terdekat anak memiliki peranan yang sangat vital terhadap masa depan anak. Adapun kewajiban orang tua terhadap anak dan tanggung jawabnya yang perlu dibina dan disadarkan adalah sebagai berikut :

  • Memelihara dan membesarkan anak agar anak dapat hidup secara berkelanjutan serta mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan kecerdasan yang optimal.
  • Melindungi dan menjamin kesehatan baik jasmani maupun rohani, dari berbagai macam penyakit dan bahaya lingkungan.
  • Mendidik anak dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi kehidupan anak sehingga ketika anak tumbuh dewasa mampu berdiri sendiri dan berguna bagi orang lain.
  • Membahagiakan anak, menanamkan nilai-nilai luhur serta menetapkan etika dan sopan santun sehingga anak dapat bergaul di masyarakat dan diterima dengan baik.


Adapun hal-hal yang harus dilakukan orangtua dalam mendidik anak adalah sebagai berikut :

  • Jadikan orangtua sebagai tokoh idola anak
  • Mengarahkan dengan memberi teladan
  • Mengembangkan kasih sayang
  • Terlibat dalam proses belajar anak
  • Orangtua senantiasa mengajarkan kejujuran dan budi pekerti yang luhur
  • Orangtua mengajari anak dengan penuh kesabaran dan senantiasa mengendalikan emosi
  • Selalu memotivasi anak untuk senantiasa mengembangkan diri, menumbuhkan kasih sayang terhadap sesama, tanggung jawab dan rela berkorban.
  • Mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai religi atau agama agar anak tumbuh menjadi pribadi yang senantiasa beriman dan bertakwa.


Sebagai panduan bagi orangtua agar bisa memberikan pendidikan anak usia dini yang sesuai dengan usia anak dan tidak salah dalam menilai tumbuh kembang buah hati, berikut adalah tahap perkembangan bayi atau siklus perkembangan fisik dan mental anak pada usia 1-24 bulan.

Usia 1 bulan
Pada usia satu bulan seorang bayi atau anak mulai bisa mengangkat kepala, menahan kepala dengan sudut 45 derajat, manatap wajah, pandangan bayi mengikuti objek, merespon suara, mengeluarkan suara ‘aah’ dan ‘ohh’ serta bisa tersenyum dan tertawa.

Usia 2 bulan
Sudah bisa bergumam, dapat melihat dan mengikuti benda, bayi memperhatikan tangannya, dapat menahan kepala dan menahannya beberapa saat, tersenyum dan tertawa, membuat gerakan lebih teratur dan kaki sudah mulai bisa menahan beban ringan.

Usia 3 bulan
Dapat mengenali wajah dan bau orang-orang disekitarnya, dapat mengangkat dan menahan kepala lebih stabil, pandangan dapat mengikuti objek bergerak, berteriak, tertawa kecil, memainkan ludah, dapat merespon suara keras dan dapat menahan mainan dengan tangan.

Usia 4 bulan
Dapat mengangkat beban dengan kakinya, berguling, meniru suara 2 suku kata seperti ‘mama’, ‘papa’, ‘dada’, tumbuh gigi pertama, tertawa saat mendengar orang berbicara dan dapat menggenggam mainan.

Usia 5 bulan
Bermain dengan tangan dan kakinya, mengenali namanya sendiri saat dipanggil, dapat membedakan warna dasar, dapat berguling dan tengkurap, memasukan benda ke dalam mulut, tidak mau berpisah dengan orang terdekat (ibu), serta merespon suara-suara baru.

Usia 6 bulan
Akan menoleh ke arah datangnya suara, menirukan suara, berguling-terlentang-tengkurap, siap menerima makanan pendamping ASI (MP-ASI), memasukan benda ke dalam mulut, dapat memindahkan benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain dan dapat duduk tanpa sandaran.

Usia 7 bulan
Dapat melambaikan tangan, berdiri dengan berpegangan, membenturkan dua benda dengan tangannya dan mengenali benda-benda yang dipegangnya.

Usia 8 bulan
Berdiri dengan berpegangan, lebih sering berbicara, merangkak, dapat menunjuk benda, mencari benda yang disembunyikan, dapat mengambil benda dengan menjepitnya, belajar berjalan dan dapat menunjukan ekspresi dengan gerak tubuh.

Usia 9 bulan
Mengoceh, mengenali benda-benda disekitarnya, dapat minum dari gelas bertutup, dapat berdiri tanpa pegangan, mengeksplorasi lingkungan sekitarnya, makan dengan tangannya sendiri, bermain ci-luk-ba, serta memanggil ayah dan ibunya dengan panggilan yang benar ‘mama-papa’.

Usia 10 bulan
Melambaikan tangan, merangkak dengan baik, mengekspresikan keinginan dengan gerak tubuh, dapat berdiri tegak beberapa saat tanpa berpegangan dan menaruh barang dengan tangan.

Usia 11 bulan
Memahami instruksi sederhana, mengambil dan meletakan benda tertentu ke tempat tertentu dan dapat membungkuk dari posisi berdiri.

Usia 12 bulan (1 tahun)
Berjalan beberapa langkah, meniru orang lain dan perbendaharaan katanya mulai bertambah.

Usia 13 bulan
Mengambil barang sambil membungkuk, merangkai dua suku kata, dapat bercermin, menyatakan keinginan dengan kata dan gerakan tubuh dan dapat menggelindingkan bola.

Usia 14 bulan
Mengambil bola dari kotak dan mengosongkannya, dapat berjalan, meniru permainan, menunjuk anggota badan, makan dengan memakai sendok dan garpu, mendorong atau menarik benda sambil berjalan, serta membuka tutup dan memasangnya.

Usia 15 bulan
Menggabungkan 3 suku kata, berjalan mundur, mencoret-coret dengan krayon, berlari, meminta diambilkan sesuatu, dan dapat memberikan isyarat untuk diam dengan cara meletakan telunjuk di depan mulut.

Usia 16 bulan
Dapat membalik halaman buku, sering marah dan frustasi, menaiki sesuatu, menumpuk 3 balok, mempelajari menggunakan benda atau alat disekitarnya, melepas celana sendiri dan tidur siang secara teratur.

Usia 17 bulan
Merangkai 6 kata, bermain pura-pura, ucapan mulai jelas, melempar dan menendang bola serta mengelompokan mainan berdasarkan warna/ukuran atau bentuk.

Usia 18 bulan
Menyikat gigi dengan bantuan orang lain, membongkar pasang mainan, mulai bisa buang air kecil sendiri, mengayunkan tangan, dan membuat coretan berpola.

Usia 19 bulan
Menggunakan sendok dan garpu sesuai fungsinya, membantu orang lain, memahami 200 kata, mencuci tangan, menunjuk gambar, mengungkapkan keinginan sewaktu akan buang air.

Usia 20 bulan
Melepas baju sendiri, belajar 10 kata baru setiap hari, menaiki tangga, ingin tahu terhadap alat kelaminnya sendiri, menggambar garis lurus dan menyebutkan anggota badan dengan benar.

Usia 21 bulan
Membuat tujuan yang jelas dari aktivutas kecil yang dilakukannya, menyusun 6 balok, menyebut nama gambar di buku, menuruni tangga, mengayunkan tangan dengan kuat.

Usia 22 bulan
Memahami dan mengikuti dua instruksi sekaligus, menyusun puzzle sederhana, menyebut beberapa anggota tubuh sekaligus, memakai baju yang longgar sendiri dan memahami konsep kebaalikan (tinggi x rendah).

Usia 23 bulan
Dapat membuka pintu, menyanyikan lagu sederhana, tertarik bermain dengan anak lain, berbicara sendiri dan sering bertanya ‘kenapa’?.

Usia 24 bulan (2 tahun)
Menyebutkan 6 anggota badan dengan benar, memahami sebagian besar perkataan orang dewasa, berbicara 3 kalimat dengan jelas dan benar, mengungkapkan keinginannya dengan jelas, berjalan menuruni tangga dengan aman, menyadari perbedaan kelamin (laki-laki dan perempuan) dan melompat.

PENUTUP

Di dalam memberikan pendidikan pada anak memang dibutuhkan sebuah kesabaran yang ekstra dan pengetahuan yang luas mengenai cara mendidik anak yang baik dan benar. Karena banyak orangtua yang secara sadar atau tidak sering melakukan berbagai kesalahan ketika memberikan pendidikan kepada anaknya. Apa saja kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh para orangtua tersebut? Anda bisa mengetahuinya secara lengkap di artikel Kesalahan Orangtua Dalam Mendidik Anak.

Baiklah, saya cukupkan sampai disini dulu mengenai pembahasan pentingnya pendidikan anak usia dini beserta peranan orangtua di dalamnya, semoga apa yang saya sampaikan kali ini bisa bermanfaat untuk para pembaca semuanya. Jangan lupa untuk selalu berkunjung ke blog sederhana ini dan dapatkan berbagai artikel keluarga menarik lainnya.

Terima kasih.

Wednesday, May 10, 2017

Pentingnya Pendidikan Seks Usia Dini Pada Anak

Pentingnya Pendidikan Seks Usia Dini Pada Anak

Pentingnya Pendidikan Seks Usia Dini
Sex Education

Pentingnya Pendidikan Seks Usia Dini Pada Anak –
Sering kali para orangtua menganggap bahwa memberikan edukasi seksual pada anak merupakan suatu hal yang tabu. Padahal sesungguhnya memberikan pendidikan seks pada anak sejak dini adalah hal yang sangat penting.

Mengapa hal tersebut sangat penting? Karena dengan memberikan pendidikan seks usia dini secara baik dan benar maka akan bisa mencegah dan melindungi anak dari berbagai tindak pelecehan seksual, perilaku seks bebas, kehamilan di luar nikah, pemerkosaan, aborsi dan juga penularan berbagai jenis penyakit seksualitas. Ketika seorang anak tidak diberikan pendidikan seks yang baik sejak dini dikhawatirkan saat terjadi pelecehan seksual mereka menganggap hal itu bukanlah masalah.

Namun sayangnya seperti yang sudah dikatakan diawal tadi bahwa banyak orang tua masih menganggap hal ini sebagai suatu yang tabu dan juga mereka belum mengetahui apa saja pentingnya pendidikan seks pada anak. Bahkan ada yang menganggap bahwa membicarakan tentang seks dengan anak sama saja mengajarkan mereka untuk berhubungan seksual. Tentu ini merupakan pemahaman yang salah, karena dalam memberikan pendidikan seks juga disesuaikan dengan usia anak.

Diperlukan strategi yang tepat dalam menyampaikannya. Karena kalau sampai salah strategi bisa berakibat fatal, di mana ujung-ujungnya hasil yang kita raih tidak sebagaimana yang kita inginkan. Untuk itu kita perlu memahami prinsip-prinsip pokok strategi ini sebelum kita menerapkannya.

1. MEMPERKUAT PENDIDIKAN AGAMA
Pendidikan seks dalam Islam merupakan bagian terpadu dari pendidikan agama. Tema ini bukanlah hal yang terpisah dari pengajaran aqidah, akhlak dan juga syariat. Oleh sebab itu pembahasan seks kepada anak harus selalu kita kaitkan dengan pendidikan agama.

Misalnya bagaimana menjaga aurat merupakan kewajiban seorang muslim yang telah diatur dalam syariat, juga bagaimana kita harus selalu mengendalikan nafsu karena Allah Maha tahu apa yang kita lakukan. Ini semua merupakan prinsip pokok yang harus kita tanamkan kepada anak sebelum mengajarkan hal-hal yang lain terkait masalah seks.

2. SESUAIKAN DENGAN USIA DAN KEBUTUHAN
Pendidikan seks yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan tingkat berpikir anak dan kebutuhannya.Jangan sampai kita memberikan porsi berlebihan yang melampaui usianya dan tidak sesuai dengan kebutuhannya. Materi yang diberikan harus mampu dipahami oleh anak sesuai cara berpikirnya. Jangan pula memberikan topik yang membuat anak malah bingung dan berfikir macam-macam.

Misalnya untuk anak usia 5 sampai dengan 7 tahun, cukuplah diterangkan tentang masalah aurat dan kewajibankewajiban terkait dengannya, belum perlu diterangkan tentang proses reproduksi secara mendetail kecuali dia bertanya tentang hal itu, cara menjawabnya pun harus kita sampaikan secara sederhana sesuai dengan dunianya.

3. TERUS MENERUS DAN BERKELANJUTAN
Pendidikan seks kepada anak harus diberikan secara berkelanjutan sesuai dengan tahapan-tahapannya. Mulai sejak kecil hingga mereka beranjak remaja, sampai mereka bisa belajar secara mandiri dan bertanggungjawab sesuai dengan arahan kita.

Jangan sampai satu materi tentang seks yang kita berikan kepada anak terputus, sehingga mereka mencarinya sendiri tentang hal itu kepada sumber lain yang tidak bertanggungjawab. Misalnya setelah kita menyampaikan materi tentang perbedaan antar lawan jenis kita bisa menyambungnya dengan materi hubungan antar lawan jenis, dan seterusnya.

4. AKRAB DAN TERBUKA
Pendidikan seks kepada anak sebaiknya disampaikan secara akrab dan terbuka. Akrab disini bermakna anak merasa nyaman dan tidak merasa takut untuk bertanya, sehingga tidak ada hal-hal yang perlu mereka sembunyikan kepada kita orangtuanya. Terbuka berarti bahwa kedua belah pihak harus sama-sama jujur sehingga informasi yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan.

Misalnya ketika anak bercerita tentang ketertarikannya terhadap lawan jenis, maka orangtua tidak boleh serta merta memarahinya atau langsung melarangnya, sehingga mereka merasa malu atau takut untuk bercerita lagi, namun ada baiknya orangtua perlu mendengarkan alasan anaknya dengan bijak, kemudian menerangkan sudut pandang agama tentang hal itu dan memberikan jalan keluarnya.

5. JANGAN MENUNGGU ANAK BERTANYA
Lebih baik bagi orangtua untuk menyusun kurikulum pendidikan seks kepada anak secara terencana sesuai pertumbuhan usia mereka. Sehingga anak-anak akan menerima pelajaran tentang hal itu terlebih dahulu sebelum mereka menemui masalah sebenarnya di dunia nyata. Misalnya sebelum anak menginjak masa baligh, kita sudah ajarkan tanda-tandanya terlebih dulu, seperti tumbuhnya rambut kemaluan, mimpi basah dan seterusnya, sehingga anak tidak kaget ketika menemuinya.

6. JANGAN BERBOHONG
Dalam pendidikan seks kepada anak kita harus jujur tanpa harus vulgar. Bedakan antara kejujuran dengan kevulgaran. Jujur berarti menyampaikan sesuatu tanpa ada unsur kebohongan, namun tetap dalam batas-batas wajar yang bisa dipahami oleh anak. Sedangkan vulgar berarti terbuka, apa adanya yang kadangkala di luar batas pemahaman anak.

Misalkan ketika anak bertanya tentang darimana datangnya adik bayi. Kita tidak boleh berbohong dengan mengatakan bahwa adik bayi datangnya dari langit atau yang lain. Cukup kita sampaikan contoh-contoh nyata sebagaimana terjadi pada binatang atau gambaran nyata proses kelahiran manusia dalam video pendidikan.

7. JANGAN MENGHINDAR
Ada kalanya orangtua merasa risih atau malu dengan pertanyaan anak terkait masalah seks, namun upayakan jangan menghindar atau lari dari pertanyaan, di mana hal itu semakin membuat anak-anak penasaran dan mencari jawaban dari tempat lain yang bisa jadi malah berbahaya dan tidak bertanggungjawab.

Jika Anda memang tidak tahu atau malu untuk menjawab pertanyaan anak tentang seks, mungkin Anda perlu menghubungi atau menyambungkan anak dengan pihak yang terpercaya untuk menjawabnya, misal ustadz atau gurunya. Selanjutnya Anda bisa berdiskusi dengan nyaman jika ia sudah menadapatkan penjelasan dari orang atau pihak yang dia percayai tadi.

8. JADILAH TELADAN
Prinsip lain yang tidak kalah penting dalam pendidikan seks kepada anak adalah keteladan orangtua. Bagaimanapun juga bagi anak-anak, keteladanan jauh lebih pentig daripada teori atau kata-kata. Maka orangtua harus menjadi contoh yang baik bagi anakanaknya dalam masalah ini.

Misalkan dalam masalah menjaga aurat, bagaimana orangtua harus selalu konsisten menerapkannya bagi diri mereka hingga anak-anak mencontohnya. Begitu juga dalam masalah tontonan atau bacaan terkait pornografi atau pornoaksi, orangtua harus jauh-jauh menghindarinya, hal ini penting supaya anak juga turut terhindar dari virus berbahaya seperti itu.

Baca juga : Kesalahan-kesalahan orangtua dalam mendidik anak.

Namun terkadang orangtua sering merasa malu bila berbicara masalah seks pada anak, hal ini tentu saja bisa menjadi penghambat dalam memberikan pendidikan seks yang baik pada anak, untuk itu para orangtua perlu memahami tips bagaimana supaya tidak malu bila berbicara seks pada anak.

Apa yang perlu orangtua lakukan agar tidak sungkan berdiskusi tentang seks bersama anak? Berikut ini adalah beberapa tips agar orangtua tidak malu saat berbicara seks kepada anak yang dirangkum dari berbagai sumber :

1. UBAH CARA PANDANG KITA
Makna pendidikan seks sangatlah luas tidaklah sebatas alat kelamin dan hubungan antar kelamin. Ini yang perlu kita jernihkan terlebih dahulu. Apalagi jika kita pakai sudut pandang Islam, tentu hal ini merupakan bagian dari agama yang harus kita ajarkan kepada anak. Di samping itu kita harus mengingat bahaya atau keburukan yang akan terjadi jika kita tidak mengajarkan anak tentang pendidikan seks yang benar.

2. DENGARKAN KATA MEREKA
Ketika anak berbicara kepada Anda tentang seks, dengarkanlah secara sungguh sungguh dan serius. Ini penting sebagai upaya pengakraban dan agar mereka merasa nyaman bercerita. Setelah mereka mau membuka diri, barulah kita masuk dengan sudut pandang kita, menerangkan, mengarahkan dan meluruskan apa yang salah dari mereka. Jangan sampai mereka merasa takut atau tidak dihargai, sehingga malah lari mencari tempat curhat atau berbagi informasi dari sumber yang tidak jelas tentang seks.

3. JANGAN DICERAMAHI
Umumnya anak-anak, apalagi yang mulai menginjak masa remaja tidak suka diceramahi apalagi dimarahi, metode ceramah lebih menekankan bahwa seakan-akan orangtua selalu merasa benar dan anak-anak pada posisi yang salah atau mereka diposisi yang bodoh. Lebih baik jika polanya diubah sebagai bentuk diskusi atau sharing antara orangtua dan anak. Sehingga kesan yang dibangun adalah proses dialog dan saling tukar pikiran antara orangtua dan anak.

4. CARILAH WAKTU YANG TEPAT
Untuk masuk ke dalam tema seks yang perlu dibahas, adakalanya kita perlu memilih waktu yang tepat, sehingga anak tidak merasa malu atau terpaksa menerima sesuatu yang tidak mereka sukai. Pilihlah momen –momen yang sesuai, misalnya ketika ada saudara atau kerabat yang melahirkan, terangkanlah kepada anak bagaimana hal itu terjadi. Intinya bagaimana memori anak dapat menerima penjelasan secara nyaman dan jelas, apalagi ketika dirangkai dengan kejadian yang mereka sendiri menyaksikan.

5. BERIKAN INFORMASI SECARA DASAR DAN UMUM
Informasi tentang seks yang kita berikan kepada anak tidaklah perlu terlalu mendetail dan vulgar, cukuplah mereka mengerti sesuai dengan cara berpikirnya. Misalnya tentang proses reproduksi, berikan contoh bagaimana binatang bereproduksi, dengan bahasa yang sederhana misalnya, tanpa harus menerangkan bagaimana detailnya cara pelaksanaannya.jika anak masih penasaran anda bisa menunjukkan dengan gambar dari buku-buku pendidikan, tentunya harus anda sertai penjelasan bahwa itu hanya bisa dilakukan jika usia mereka sudah dewasa dan telah menikah.

6. TERANGKAN APA SAJA KEWAJIBAN DAN LARANGAN MENURUT AGAMA
Masalah ini adalah persoalan penting agar pendidikan seks menjadi aman dan bertanggungjawab, bukan sekedar aman secara medis dan kesehatan saja, namun kontrol agama adalah pengawasan paling penting yang membuat mereka mampu membatasi dan menjaga kehormatan dirinya. Inilah yang tidak ditemukan dalam pendidikan seks secara sekuler.

7. PENDAMPINGAN DAN DIALOG
Pendidikan seks bagi anak adalah pembelajaran yang terus menerus dan berkelanjutan hingga mereka mencapai dewasa dan mampu mengontrol dirinya sendiri serta sudah mampu membedakan mana baik dan buruk baginya.

Untuk itu orangtua harus terus mendampingi mereka sesuai perkembangan usianya, dan mengajak mereka berdialog ketika mereka menemukan hal-hal baru dan belum mereka pahami. Hal ini insyaAllah akan lebih mampu menjaga mereka daripada mendapatkan informasi dari sumber-sumber yang tidak bertanggung jawab.

Mengenai pentingnya pendidikan seks usia dini pada anak anda juga bisa menyimaknya melalui video berikut ini :
 

Demikian tadi adalah informasi mengenai pentingnya pendidikan seks usia dini pada anak beserta strategi dan cara penyampaiannya agar kita sebagai orangtua tidak malu saat menyampaikannya. Semoga apa yang saya sampaikan di artikel kali ini bisa bermanfaat untuk para pembaca semuanya.

Wassalam.

Tuesday, May 9, 2017

Cara Menghadapi Orang Tua Yang Egois Menurut Islam

Cara Menghadapi Orang Tua Yang Egois Menurut Islam

Cara Menghadapi Orang Tua Yang Egois Menurut Islam
Orang tua egois

Cara Menghadapi Orang Tua Yang Egois Menurut Islam - Terkadang sebagai anak mungkin kita sering merasa diperlakukan tidak adil oleh orang tua baik itu ayah maupun ibu, ini itu dilarang dan mereka seperti maunya menang sendiri atau EGOIS. Seperti misalnya ketika kita ingin memilih sekolah ini tapi orangtua mengharuskan ke sekolah itu atau dalam hal pernikahan, ketika kita ingin menikah dengan pasangan pilihan kita tetapi orangtua memaksa untuk menikah dengan pasangan pilihan mereka dan masih banyak contoh yang lainnya. Sangat menjengkelkan memang dan rasanya pasti ingin memberontak.

Namun satu hal yang perlu anda sadari adalah bahwa mereka merupakan orang tua kandung anda yang telah melahirkan, membesarkan serta mendidik anda sampai seperti sekarang ini. Jadi sudah menjadi kewajiban kita sebagai anak untuk selalu menghormati dan berbakti kepada orang tua.

Apalagi islam sendiri sudah menjelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Isra' ayat 23 yang artinya :

"Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah', janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
Bukan hanya dalam Al-Qur'an, dalam hadits Rasulullah shallallahu 'alaih wa sallam pun banyak yang menjelaskan hal tersebut seperti HR. Bukhari & Muslim yang menyatakan bahwa :
"Amalan yang paling dicintai oleh Allah Swt adalah Shalat pada waktunya, Berbakti kepada kedua orang tua, dan Jihad di jalan Allah SWT."
Serta HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah yang berbunyi :
"Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya."

Terkait sifat orang tua yang mungkin kita rasa egois atau maunya menang sendiri, kita tidak boleh langsung menilai hal tersebut secara semena-mana hanya dari satu sisi saja, kita harus benar-benar tahu apa maksud dan tujuan orang tua melakukan hal tersebut. Karena saya yakin jika setiap orang tua pasti mengharapkan yang terbaik bagi anaknya.

Apakah anda tetap akan menilai orang tua egois jika mereka mengarahkan kita ke hal-hal yang baik? Walaupun memang terkadang dalam cara penyampaiannya yang berbeda dengan cara pemahaman kita sehingga sering terjadi kesalahpahaman, disinilah perlu adanya komunikasi yang baik antara anak dan orangtua. Jadi ketika ada masalah cobalah untuk merundingkannya secara baik-baik dengan kepala dingin.

Ciri-ciri Orang Tua Egois


Ciri-ciri Orang Tua Egois
Namun tidak dipungkiri bahwa pasti tetap saja ada orang tua yang memang sudah wataknya egois, suka memaksa, kasar, keras kepala dan suka marah-marah pada anaknya. Sebelum ke solusi cara menghadapi orangtua yang egois menurut agama islam, mari kita pahami terlebih dahulu apa saja ciri-ciri orang tua egois itu! Dan berikut beberapa diantaranya :

1. Arogan atau suka menang sendiri
Ciri-ciri orang tua egois yang pertama yaitu suka bersikap arogan dan maunya menang sendiri. Mereka biasanya akan selalu menganggap diri mereka paling benar dalam segala hal dan pastinya tidak mau dianggap salah apalagi oleh anaknya.

2. Suka mencari kesalahan anak
Ini biasanya dilakukan dalam rangka untuk mendukung pendapat atau keinginan mereka. Ketika posisi anak sudah selalu salah tentu saja sang anak harus mau menuruti keinginan mereka.

3. Tidak memberi kebebasan pada anak
Apa yang dilakukan oleh anak akan dibatasi, melakukan ini dan itu harus mendapat persetujuan mereka bahkan akan cenderung over posesif. Padahal bila orangtua terlalu mengekang anak dan membatasinya dalam segala hal justru akan membuat anak kurang bisa mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimilikinya.

4. Tidak mau mendengarkan pendapat dan keinginan anak
Hal ini masih ada kaitannya dengan poin nomor satu, jika sudah maunya menang sendiri tentu saja akan sulit untuk mendengarkan pendapat atau keinginan anak, apalagi jika itu bertentangan dengan keinginan mereka. Mereka mungkin baru akan mendengarkan jika sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

5. Kurang peka dan tidak terlalu memikirkan perasaan anak
Ciri-ciri orangtua egois lainnya adalah biasanya mereka kurang peka dan tidak begitu memikirkan perasaan anaknya. Perasaan anak mungkin akan menjadi hal nomor sekian, karena yang paling utama bagi mereka adalah apa yang menjadi keinginannya harus dituruti oleh anak.

Baca juga : 18 Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Yang Sering Dilakukan

Tidak bisa dipungkiri bahwa sifat-sifat tersebut diatas sering kali menjadi salah satu pemicu terjadinya pertengkaran dan rusaknya hubungan antara orangtua dan anak. Seperti yang sering kita lihat di berita televisi atau media tentang kasus tuntutan hukum, penganiayaan bahkan pembunuhan orang tua yang dilakukan oleh anaknya sendiri. Tentu saja hal-hal seperti itu adalah sesuatu yang sangat tidak diinginkan.

Cara Menghadapi Orang Tua Yang Egois Menurut Islam


Cara Menghadapi Orang Tua Yang Egois Menurut Islam

Lalu bagaimana sebenarnya cara menghadapi orang tua yang egois menurut islam? Supaya kita tetap bisa menjaga perasaan mereka dan tidak dianggap sebagai anak durhaka? Karena seperti kita tahu anak yang durhaka kepada orangtua termasuk salah satu dosa besar. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menghadapi orang tua yang sering bersikap egois dan menyakiti perasaan kita dan berikut diantaranya :

1. Bersabar
Yang pertama tentu saja anda sebagai seorang anak harus bisa bersabar dalam menyikapi orang tua yang egois, jagalah selalu mulut, tangan dan anggota tubuh lain dari hal-hal yang bisa menyakiti mereka. Ingatlah dengan ayat Al-Qur’an serta hadits yang ada diatas tadi karena itu merupakan tuntunan hidup yang paling benar dari Sang Pencipta.

Tentunya pernah dengar perkataan “Orang sabar disayang Tuhan” kan? Yakinlah bahwa kesabaran yang kita lakukan dalam hal kebaikan tidak akan pernah sia-sia dan pasti akan dibalas dengan pahala yang berlimpah oleh Alloh SWT.

2. Tunjukan selalu ahlak yang mulia
Seperti yang sudah disebutkan dalam ayat Al-Qur’an tadi bahwa kita dianjurkan untuk memuliakan mereka, berkata lembut dan sopan jangan membentak. Karena dengan ahlak mulia yang selalu kita tunjukan kepada mereka nantinya akan bisa membuat mereka luluh dan menyayangi kita.

Balaslah setiap perbuatan mereka yang mungkin telah menyakiti hati kita dengan perbuatan yang baik, jangan membalasnya dengan hal yang sama. Karena perbuatan yang tidak baik sangat tidak dianjurkan untuk di balas dengan perbuatan tidak baik juga. Ketika kita membalasnya dengan hal yang baik justru bisa saja akan membuat luluh hati orangtua kita.

3. Berikan hadiah atau oleh-oleh
Sesekali anda juga bisa memberikan hadiah atau oleh-oleh sebagai bentuk perhatian kepada mereka, supaya orang tua senang dan lunak dengan kita. Tunjukanlah perhatian yang tulus pada mereka kalau mereka adalah orang yang berharga dalam kehidupan anda.

4. Hindari perdebatan
Usahakan untuk menghindari berbagai perdebatan yang mungkin terjadi, diam akan lebih baik dibanding harus membantah atau menjawab perkataan orang tua. Kecuali memang kalau ada hal yang bertentangan dengan ajaran islam, maka kita harus berusaha menolaknya dengan tutur kata atau tindakan yang lembut dan penuh kesopanan.

5. Berikan nasihat
Jangan pernah bosan untuk selalu memberikan nasihat kepada orang tua yang sesuai dengan Al-Qur’an, sunnah atau perkataan para ulama. Cara menghadapi orang tua yang egois menurut islam yang satu ini ketika dilakukan dengan penuh harapan dan kasih sayang diharapkan nantinya hati mereka akan tersentuh. Para nabi pun telah memberikan contoh kepada kita akan hal ini, seperti Nabi Ibrahim ‘alaihi sallam yang tidak pernah bosan memberikan nasihat kepada ayahnya agar beriman kepada Allah SWT.

6. Patuhi perintah orang tua
Mematuhi perintah orang tua adalah hal yang wajib terutama untuk hal-hal yang halal, sunnah atau mubah, kecuali jika mereka memerintahkan hal yang dosa seperti bid’ah, maksiat atau kesyirikan maka kita wajib menolaknya dengan cara yang baik dan sopan. Jangan hanya karena mereka bersikap egois sehingga menjadikan kita melawan atau membangkang pada orangtua, jangan pernah seperti itu!

7. Ajak mereka ke majelis ilmu
Kalau memungkin ajaklah mereka ke berbagai majelis ilmu seperti pengajian atau hal yang lainnya. Kalau tidak bisa anda bisa membawakan rekaman kaset, video atau buku tentang ajaran islam yang baik. Undang lah teman atau saudara yang baik untuk ikut mendengarkan supaya diharapkan akan bisa memberi pengaruh positif bagi orang tua. Karena memang biasanya orang tua akan lebih bisa menerima nasihat dari orang lain dibanding dari kita anaknya.

8. Cobalah untuk diam
Diam yang dimaksud disini adalah tidak melawan atau menjawab apa yang orantua katakan, hal ini untuk menghindari perkataan-perkataan yang tidak pantas muncul yang justru akan memperkeruh suasana. Namun perlu diingat, diam ini bukan mendiamkan dalam segala hal atau memutus komunikasi, tapi hanya diam ketika memang orang tua sedang bersikap egois dan berkata yang tidak sesuai keinginan kita sebagai anak. Ketika dalam hal-hal lain bersikaplah seperti biasa, jangan pernah membenci orangtua.

9. Berikan senyuman kepada orangtua
Pastinya sudah tahu kan kalau senyum adalah ibadah? Dengan senyuman pula akan membuat orang yang melihatnya merasa senang dan nyaman. Dengan memberikan senyuman kepada orangtua diharapkan akan bisa meluluhkan hati mereka. Walaupun mungkin kita sudah dibuat sakit hati namun kita tetap harus memuliakan mereka dan jangan sampai membuat mereka marah, karena murka orangtua juga merupakan murka Alloh SWT.

10. Kasih tahu orangtua tentang dalil-dalil agama
Cobalah untuk memberitahu mereka tentang dalil-dalil agama baik dari Al-Qur’an atau Hadits secara baik, terutama yang berkaitan dengan sikap egois. Jika belum bisa mengungkapkan langsung didepan mereka cobalah untuk memberitahu melalui pesan lewat handphone. Walaupun mungkin orangtua nantinya tidak mempedulikan, paling tidak kita sudah berusaha.

11. Ajak Orangtua Liburan
Buat lah orangtua merasa senang dan alah satunya yaitu dengan mengajak mereka liburan. Daripada harus selalu berselisih paham bukankah akan lebih baik jika kita membuat hati orangtua senang dan bahagia? Tak perlu tempat-tempat yang mewah atau mahal, cukup tempat yang sejuk dan nyaman seperti pantai atau tempat wisata alam lainnya. Suasana yang sejuk dan nyaman tentu saja akan membuat pikiran menjadi lebih terbuka, sehingga kita bisa membicarakan hal-hal yang ingin kita diskusikan, usahakan untuk pelan-pelan dan tidak to the point. Karena kalau langsung ke permasalahan dikhawatirkan justru akan merusak suasana.

12. Ajak Berdiskusi di Waktu yang tepat
Segala permasalahan akan lebih baik jika diselesaikan secara musyawarah atau diskusi. Namun kita harus pandai-pandai memilih waktu yang tepat, jangan ketika mungkin orangtua sedang capai atau banyak pikiran malah kita mengajaknya berdiskusi, bukannya akan menyelesaikan masalah yang ada malah bisa menambah masalah. Jadi pilihlah waktu yang tepat untuk melakukannya.

13. Minta bantuan orang lain
Cara berikutnya yang bisa kita lakukan dalam menghadapi orang tua yang egois adalah dengan meminta bantuan orang lain, terutama orang yang disegani oleh orang tua kita atau orang yang selalu didengar pendapatnya oleh mereka seperti kakek nenek kita, ustadz atau yang lainnya. Ungkapkan lah apa yang kita rasakan diskusikan dengan baik dengan orang-orang tersebut. Sehingga mereka benar-benar tahu permasalahan kita sehingga nanti bisa mendiskusikannya secara baik dengan orangtua kita.

14. Minta izin untuk keluar rumah
Apabila anda mungkin sudah tidak sabar menghadapi perilaku orang tua yang egois, anda bisa meminta izin kepada mereka untuk keluar rumah. Carilah jalan atau alasan yang baik usahakan jangan membohongi mereka, hal ini bukan dimaksudkan untuk kabur atau gimana melainkan supaya mereka bisa merindukan kita. Jangan jadikan perpisahan tersebut untuk menjauhi mereka melainkan jadikanlah untuk bisa membanggakan mereka nantinya.

15. Berdoa
Cara menghadapi orang tua yang egois menurut islam selanjutnya adalah berdoa. Doa inilah hal yang harus selalu kita lakukan, karena hanya Allah SWT lah yang bisa membolak-balikan hati seseorang. Mohonlah kepada-NYA untuk memberi hidayah dan menunjukan jalan yang lurus kepada orang tua anda.

Satu hal yang ingin saya sampaikan adalah seburuk apapun sikap mereka, tetaplah untuk menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, jangan pernah menyakitinya. Terkadang saya merasa miris melihat berbagai kasus yang sering terjadi seperti ada anak yang sampai tega membunuh orang tuanya atau menuntut orang tua sampai ratusan juta rupiah ke pengadilan. Dimana sebenarnya hati nurani mereka? Apa mereka tidak ingat dari mana mereka dilahirkan dan dibesarkan, bahkan ibu kita sampai menaruhkan nyawanya saat melahirkan kita ke dunia.

Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua


keutamaan berbakti kepada orang tua
Keutamaan berbakti kepada orang tua

Selain itu yang harus kita tahu adalah banyak Faedah Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua yang sudah dijelaskan dalam agama islam seperti :

  • Akan menjadi jalan dikabulkannya doa
  • Menjadi sebab dihapusnya dosa besar
  • Pemberi keberkahan dan bertambahnya rezeki
  • Diterimanya suatu amalan
  • Sebab kebahagiaan di dunia dan akhirat

Jadi renungkanlah berbagai keutamaan-keutamaan tersebut. Apakah masih ada penghalang untuk kita berbakti kepada orang tua? Sayangi dan selalu muliakan lah kedua orang tua kita Karena kita akan sangat merugi kalau sampai menyia-nyiakan orang tua yang masih hidup, jangan sampai terjadi penyesalan ketika mereka sudah tiada.

Untuk anda yang mungkin orangtua nya sudah tiada, ingatlah untuk selalu mendoakannya disetiap shalat dan sujud kita, karena salah satu dari 3 hal yang pahalanya akan selalu mengalir terus selain amal jariyah dan ilmu yang bermanfaat adalah doa dari anak yang sholeh.

Baiklah saya rasa cukup sekian dulu untuk pembahasan kali ini mengenai cara menghadapi orang tua yang egois menurut islam beserta anjuran untuk kita berbakti kepada mereka. Semoga apa yang saya sampaikan kali ini bisa memberikan manfaat untuk para pembaca semuanya.

Wassalam.

18 Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Yang Sering Dilakukan

18 Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Yang Sering Dilakukan

Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak
Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak

Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak - Memberikan pendidikan terbaik bagi anak adalah tugas dan tanggung jawab setiap orangtua. Setiap orangtua akan melakukan segala cara mendidik anak yang baik untuk membuat anaknya cerdas, memiliki budi pekerti yang luhur dan berkepribadian yang baik.

Namun, secara tidak sadar orangtua melakukan banyak kesalahan mendasar dalam mendidik anak. Kesalahan-kesalahan itu justru akan membawa dampak negatif bagi perkembangan anak. Tentu hal ini sangat tidak diharapkan oleh para orangtua. Oleh karena itu orangtua perlu mengetahui dan sebisa mungkin menghindari 18 kesalahan orang tua dalam mendidik anak berikut ini :

1. Berbohong kecil dan sering
Banyak orangtua melakukan kebiasaan ini. Pada saat orangtua sedang sibuk dan anak terus mengganggunya, terkadang orangtua akan membohongi anak agar tidak lagi mengganggu mereka. Kebiasaan ini dapat menyebabkan anak tidak percaya kepada orangtua dan akan mengajari anak untuk berbohong.

Ingat! Apapun yang dilakukan oleh orangtua, anak akan menirunya. Tentunya kita tidak ingin anak kita menjadi seorang pembohong bukan?

2. Mengancam anak
Untuk membuat anak menurut terkadang orangtua mengancam anak. Perlakuan ini dapat membuat anak menjadi kecil hati dan dapat membuat anak kehilangan kepercayaan diri.

3. Orangtua tidak mempercayai anak
Banyak orangtua tidak mempercayai anaknya karena menganggap anaknya masih kecil. Sikap ini dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan anak kepada orangtua dan juga dapat membuat anak tidak mau mengungkapkan keinginannya kepada orangtua. Hal ini tentunya dapat mengakibatkan renggangnya hubungan antara anak dan orangtua.

4. Memberikan kasih sayang yang berlebihan
Setiap orangtua pasti menyayangi anaknya. Namun, terkadang banyak orangtua tidak menyadari bahwa mereka telah memberikan kasih sayang yang berlebihan kepada anak. Banyak orangtua justru melindungi dan membiarkan karakter buruk pada diri anak, membiarkan kenakalan anak, serta cenderung menyalahkan orang lain atau keadaan atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan anak.

Hal ini akan membuat anak semakin sulit untuk dikendalikan dan membuat anak menjadi pribadi yang manja. Orangtua yang bijak sebaiknya mengekspresikan dan menempatkan kasih sayang sesuai kebutuhan dan pada tempatnya.

5. Orangtua tidak kompak
Anak tentunya akan menjadi bingung jika pernyataan dari ayah dan ibunya saling bertentangan. Seorang anak tentunya belum mengerti dan memahami dengan benar arti benar dan salah. Orangtua yang tidak kompak akan menyebabkan anak membuat sebuah penilaian dalam benaknya bahwa salah satu orangtuanya tidak sayang kepadanya.

Hal ini tentunya dapat mempengaruhi perkembangan mental anak karena anak cenderung selalu mencari perlindungan kepada orang yang melindunginya (ayah atau ibu).

6. Menyerahkan tanggung jawab mendidik anak kepada pengasuh atau pembantu
Banyak orangtua yang terlalu sibuk sehingga tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mendidik anak. Kebanyakan dari mereka kemudian mempercayakan pendidikan anak kepada pengasuh atau pembantu. Hal ini tentunya dapat berpengaruh buruk terhadap anak.

Pendidikan anak yang terbaik adalah pendidikan yang langsung diberikan oleh kedua orangtuanya. Mempercayakan pendidikan anak kepada pengasuh atau pembantu akan membuat hubungan anak dan orangtua menjadi renggang.

7. Membiarkan campur tangan orang lain (kakek, nenek, tante dan lain sebagainya) dalam mendidik anak
Kakek, nenek dan tante tentunya sangat menyayangi anak kita. Namun, terkadang mereka juga lupa bahwa tidak selamanya seorang anak harus disayang dan dimanja. Mereka sering memanjakan anak kita dan melindungi kesalahannya. Hal ini tentunya akan membuat anak kita menjadi pribadi yang manja, tidak bertanggung jawab dan cenderung mencari perlindungan kepada orang lain jika mendapatkan masalah.

8. Orangtua menakuti anak
Banyak orangtua melakukan kebiasaan ini untuk menenangkan atau membuat anaknya berhenti menangis. Kebiasaan ini sebenarnya merupakan kebiasaan yang tidak baik. Menakuti anak akan membuat anak membenci sesuatu dan kebencian itu dapat tertanam dalam benak anak hingga anak dewasa.

9. Orangtua berjanji tapi tidak menepatinya
Tindakan orangtua tidak menepati janji akan menyebabkan anak tidak mempercayai mereka. Hal ini tentunya akan sangat fatal akibatnya jika anak meniru apa yang kita lakukan. Ingat! Apapun yang kita lakukan anak akan menirunya.

10. Orangtua bersikap berat sebelah
Secara tidak sadar biasanya orangtua cenderung memihak salah satu anak didepan anak lainnya. Tindakan ini adalah tindakan yang tidak baik dilakukan karena dapat membuat salah satu anak menjadi iri. Jika ingin memuji atau menunjukan kesalahan salah satu anak, sebaiknya tidak dihadapan anak lainnya.

11. Orangtua merasa bersalah jika tidak bisa menuruti keinginan anak
Orangtua tidak perlu merasa bersalah jika tidak bisa memberikan atau menuruti keinginan anak. Menuruti keinginan anak secara terus menerus justru tidak baik bagi anak. Orangtua sebaiknya memikirkan terlebih dahulu segala sesuatunya sebelum menuruti keinginan anak. Timbang dan pikirkanlah terlebih dahulu apa yang sebenarnya dibutuhkan anak, bukan yang diinginkan anak.

12. Orangtua marah secara berlebihan
Tindakan marah yang berlebihan didepan anak sangat tidak baik bagi perkembangan mental anak. Marah bukan merupakan cara mendidik anak yang baik. Memarahi anak tidak akan menyelesaikan apapun, justru akan membuat keadaan makin buruk.

Jika anak melakukan sebuah kesalahan, yang harus dilakukan oleh orangtua bukan memarahinya, melainkan harus membuat anak mengerti tentang kesalahannya dan membuatnya tidak mengulangi kesalahan itu lagi.

13. Orangtua mengharap perubahan anak yang instan
Anak bukanlah robot atau mesin yang dapat disetting dengan mudah sesuai keinginan kita. Mengharapkan sebuah perubahan yang instan dari diri anak justru akan membuat anak sulit melakukannya dan cenderung menyalahkan diri mereka sendiri.

Hal tersebut tentunya akan berpengaruh buruk bagi perkembangan mentalnya. Jika orangtua menginginkan sesuatu dari diri anak, usahakan agar anak mengerti apa yang kita harapkan dari mereka. Kemudian, kita harus membimbing mereka dengan sabar sambil tetap memberikan arahan yang jelas dan mudah dimengerti oleh anak.

14. Pendengar yang buruk
Setiap anak mengharapkan kedua orangtuanya menjadi tempat curhat yang dapat memahami kecemasan, kegelisahan dan keluh kesah mereka. Namun, terkadang orangtua tidak menyadari keinginan anak ini. Kebanyakan orangtua (terutama orangtua yang sibuk) sering tidak sabar mendengarkan keluh kesah anak.

Bahkan, beberapa orangtua justru memarahi sang anak karena menganggapnya hanya menghabis-habiskan waktu mereka. Tindakan ini tentunya akan membuat anak tidak percaya kepada orangtua dan membuat hubungan orangtua dan anak menjadi renggang.

15. Kebiasaan orangtua mengungkit masa lalu
Kebiasaan ini dapat menyebabkan anak menjadi sakit hati dan cenderung berusaha untuk mengulangi kesalahan-kesalahannya sebagai tindakan balasan terhadap sakit hatinya. Jika orangtua tidak menginginkan anak mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan, jangan pernah mengungkit kesalahan dimasa lalu.

Usahakan membuat anak mengerti dan memahami kesalahan yang pernah mereka lakukan dan bimbing anak untuk memperbaiki kesalahannya, sambil terus mengarahkan anak pada nilai-nilai yang benar.

16. Orangtua suka membandingkan
Kebiasaan membandingkan anak dengan orang lain, sama sekali bukanlah kebiasaan yang baik. Kebiasaan membandingkan anak dengan orang lain akan membuat anak merasa iri dan benci terhadap orang yang menjadi pembanding. Sementara itu, anak yang digunakan sebagai pembanding akan menjadi besar kepala dan tinggi hati.

Jangan pernah sekalipun membandingkan anak karena setiap anak memiliki keunikan tersendiri. Motivasilah anak untuk terus maju dan berikan arahan terbaik agar anak tidak melakukan kesalahan yang tidak mereka mengerti atau pahami.

17. Memberikan hukuman fisik
Banyak orangtua memberikan hukuman fisik seperti menjewer telinga atau memukul, jika anak melakukan kesalahan. Tindakan ini justru akan mendidik anak menjadi kejam dan arogan. Nantinya anak akan tumbuh menjadi pribadi yang arogan, suka menyakiti orang lain, dan suka membangkang.

18. Membiarkan anak menjadi korban televisi
Media tentunya memberikan pengaruh yang luarbiasa besar dalam setiap aspek kehidupan manusia, termasuk anak. Anak adalah pribadi yang belum dapat membedakan dengan benar semua informasi yang mereka terima.

Membiarkan anak menonton televisi dan kecanduan menonton televisi akan berdampak buruk terhadap kepribadian anak. Orangtua harus membatasi dan memilihkan program televisi yang pantas dan baik untuk ditonton anak. Usahakan selalu mendampingi anak menonton televisi dan jelaskan kepada mereka setiap informasi yang mereka dapatkan.

Itulah 18 kesalahan orang tua dalam mendidik anak yang disadari atau tidak hal itu dapat mempengaruhi perkembangan mental dan kepribadian anak. Diharapkan setelah mengetahui dan memahami kesalahan-kesalahan tersebut para orang tua bisa menjadi lebih baik lagi dan bijaksana dalam mendidik anak-anaknya.

Monday, May 8, 2017

Cara Mengatasi Anak Susah Makan Paling Manjur

Cara Mengatasi Anak Susah Makan Paling Manjur

Cara Mengatasi Anak Susah Makan - Anda sedang kebingungan karena anak susah makan? Tenang saya punya solusinya, baca sampai selesai yah, karena di bagian akhir Anda akan menemukan cara paling manjur untuk mengatasi anak susah makan, yang akan menjadikan anak makin lahap makannya, sehat dan cerdas pastinya.

Menghadapi anak yang susah makan memang gampang-gampang susah, jika kita tidak benar-benar tahu apa penyebab anak tidak mau makan maka akan sulit untuk mengatasinya, yang ada malah anak makin rewel dan susah untuk makan atau maunya malah jajan melulu.

Setidaknya ada 14 solusi yang akan saya sampaikan pada artikel kali ini, dari 14 solusi atau cara tersebut cara terakhir adalah yang paling saya sarankan karena terbukti manjur dan bisa membuat anak makin lahap makan-nya. Namun sebelum itu anda perlu memahami dulu penyebabnya. Ada banyak sebab kenapa anak susah makan. Dimana antara anak satu dengan yang lain kadang sebabnya berbeda. Untuk itu orang tua perlu mencari tahu mengapa anaknya begitu? Beberapa sebab utama kenapa anak susah makan, diantaranya adalah :

1. Bosan dengan menu makanan atau cara penyajiannya

Cara Mengatasi Anak Susah Makan
Anak bosan dengan menu makanan yang ada

Menu makanan yang itu-itu saja akan membuat anak bosan serta malas untuk makan. Belum lagi cara cara penyajian makanan yang kurang menarik. Sama seperti orang dewasa, kalau kita makan dengan menu yang sama setiap hari dan disajikan semaunya, pasti akan menyebabkan malas makan.

2. Anak sedang sakit atau sedih

Anak Tidak Mau Makan
Anak sedang sakit atau sedih

Penyabab anak tidak mau makan dapat juga karena anak sedang sakit atau sedih. Kalau semula anak terlihat aktif, riang dan cerewet, namun kemudin ia tiba-tiba lebih suka diam dan terlihat malas-malasan, boleh jadi ia sedang sakit secara fisik atau suasana hatinya sedang kacau (sedih). Otomatis nafsu makannya pun hilang dan malas makan.

3. Kebanyakan jajan

Mengatasi Anak Susah Makan
Anak kebanyakan jajan


Anak-anak yang kebanyakan jajan akan malas untuk makan, karena mereka merasa sudah kenyang dengan jajanannya itu. Padahal hanya dengan jajanan, kecukupan gizi anak tidak bisa terpenuhi karena pada umumnya jajanan pilihan anak tidak memiliki nilai gizi.

Jika perut anak selalu kenyang oleh jajanan, otomatis nafsu makan makanan utama akan menurun sehingga anak pun menolak makan. Akibatnya, anak pun bisa kekurangan gizi. Selain itu jajanan anak yang dijual bebas di pasaran juga rawan dengan berbagai penyakit dan zat kimia berbahaya, untuk itulah sebaiknya hindari kebiasaan ini.

4. Pengaruh kebiasaan orangtuanya

agar anak mau makan
Pengaruh kebiasaan makan orangtuanya


Anak suka meniru apa yang dilakukan oleh anggota keluarga lainnya, terutama orangtuanya. Banyak perilaku yang dilakukan orangtuanya yang mempengaruhi perilaku makan anak. Misalnya anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang malas makan, misalnya diet, akan mengembangkan perilaku malas makan juga.

Perilaku lainnya, sering kita jumpai orang tua masih menyuapi anak yang sudah kelas 5 SD. Akibatnya anak tidak terlatih untuk bisa makan sendiri. Perilaku makan yang kurang tepat seperti kebiasaan orangtua ketika menenangkan anak yang sedang rewel dengan cara membelikan jajanan yang padat kalori (permen, minuman ringan, coklat, dsb.) Akibatnya anak kekenyangan dan malas makan.

AKIBAT ANAK SUSAH MAKAN


Menjadi harapan setiap orangtua bila anak-anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara sehat, menjadi anak yang cerdas serta bahagia dengan asupan gizi yang cukup. Namun yang perlu disadari oleh para orangtua adalah bahwa setiap anak pasti tidak akan pernah luput dari fase sulit makan.

Beberapa hal yang menjadi faktor pemicu atau penyebab anak tidak mau makan diantaranya sudah dijelaskan diatas, selain itu juga biasanya dikarenakan faktor trauma dan masalah psikis. Apabila masalah sulit makan pada anak ini dibiarkan berlarut-larut tentu akan sangat berbahaya bagi si anak, karena akan menimbulkan berbagai dampak negatif seperti :

1. Kurang Gizi atau Malnutrisi
Salah satu akibat anak tidak mau makan atau susah makan adalah anak bisa mengalami kekurangan gizi. Hal ini biasanya dapat dilihat dari berat dan tinggi badan anak yang masih kurang dari normal.

2. Rentan Penyakit
Anak yang susah makan juga akan menjadi rentan terjangkit berbagai penyakit, karena kandungan nutrisi yang ada pada makanan seperti vitamin, protein dan kalsium yang berfungsi untuk menjaga imun tubuh akan berkurang jika anak sulit makan, bahkan resiko mudah terserang penyakit pun bisa terbawa sampai anak dewasa.

3. Menghambat Pertumbuhan
Kandungan gizi dan nutrisi yang terkandung dalam makanan akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak. Kurang makan juga berarti kurang nutrisi yang akan menghambat atau bahkan menghentikan proses tumbuh kembang anak, terutama pada aspek penambahan berat dan tinggi badan.

Pertumbuhan yang terhambat akan bisa memberi efek buruk permanen pada anak di usia 4 tahun, karena di usia tersebut merupakan usia emas atau puncak pertumbuhan anak. Ketika tidak ada atau kurangnya nutrisi yang masuk kedalam tubuh, tentu saja tubuh tidak dapat mensintesis dan mengolah nutrisi pertumbuhan secara cukup untuk meningkatkan berat dan tinggi badan anak.

4. Gangguan Makan

Anak yang susah makan akan beresiko terkena berbagai gangguan makan seperti binge eating disorder (makan berlebihan secara kompulsif) , bulimia, anoreksia serta muntah setelah makan yang biasanya dialami saat anak mulai beranjak dewasa.

5. Risiko Kematian
Gangguan makan yang terjadi seperti bulimia atau anoreksia akan berisiko kematian 3 kali lebih besar dibanding dengan penyebab lainnya, berbagai studi dan kasus anoreksia menunjukan bahwa angka kematian karena bulimia mencapai 5,2% dan anoreksia mencapai 3,9%.

CARA MENGATASI ANAK SUSAH MAKAN


Tentunya anda tidak ingin si anak mengalami berbagai hal buruk seperti diatas bukan? Nah, setelah sebelumnya anda tahu beberapa penyebab dari anak yang susah untuk makan beserta akibat yang ditimbulkan, kini anda sudah bisa menilai sendiri kira-kira apa yang menjadi sebab si anak menjadi susah makan, jangan sampai anak-anak anda mengalami berbagai hal buruk seperti di atas tadi.

Beberapa solusi cara mengatasi anak susah makan yang bisa anda lakukan adalah sebagai berikut :

1. Kreatif mengolah dan menyajikan makanan

Solusi Anak Susah Makan
Penyajian makanan yang menarik


Salah satu trik atau cara agar anak mau makan yang dapat para orangtua lakukan adalah dengan membuat variasi menu makan anak. Tidak harus mahal yang penting menu bervariasi. Jadi tergantung kreativitas para ibu dalam memberikan makanan bervariasi. Contohnya kalau anak tidak mau makan nasi, mungkin bisa diganti dengan roti atau bakmi.

Penyajian yang menarik juga penting sekali. Ciptakanlah suasana makan yang menyenangkan dengan berbagai kreasi yang dapat anda lakukan, misalnya menghidangkan makanan dengan aneka bentuk dan wadah yang lucu dan menarik. Jika perlu cetak makanan dengan cetakan yang lucu dan unik.

2. Berkomunikasi secara baik dengan anak

tips anak susah makan
Mengajak anak untuk makan


Orangtua tidak akan memahami kondisi anaknya dengan baik, apakah anaknya sedang sakit ataupun sedih, kecuali dia menjalin komunikasi yang baik dengan anaknya. Jangan paksakan anak kalau mereka tidak mau makan. Pahamilah dulu apa yang terjadi pada mereka. Selanjutnya sesuaikan makanannya dengan kondisi mereka.

Yang jelas dan perlu diingat oleh para orangtua adalah seberapapun anak tidak mau atau susah makan, namun mereka tidak akan membiarkan dirinya kelaparan. Artinya, begitu mereka merasa lapar tentu akan makan juga.

3. Hentikan atau kurangi kebiasaan jajan

Cara Mengatasi Anak Susah Makan
Kurangi kebiasaan jajan


Cara mengatasi anak susah makan selanjutnya adalah dengan menghentikan atau mengurangi kebiasaan jajan. Sebagai ganti jajanan yang tidak sehat, orangtua bisa menyediakan berbagai makanan buatan sendiri yang sehat dan aman bagi anak-anak. Selain itu jadikan camilan itu sebagai menu selingan bukan makanan utama yang dikonsumsi sebelum mereka makan besar. Atur jarak dan porsinya sehingga ketika waktu makan tiba, mereka tidak kekenyangan camilan sehingga malas makan.


4. Contoh Orangtua

agar anak mau makan
Memberikan contoh kepada anak


Orangtua harus memberikan contoh kepada anak, bagaimana makanan yang baik dikonsumsi, serta cara makan yang baik. Apabila orangtua tidak makan (puasa) maka berikan penjelasan yang dapat dipahami oleh anak. Selain itu orangtua juga harus menjaga pola konsumtifnya sehingga anak tidak ikut-ikutan dengan pola perilaku jajan orangtuanya.


5. Jangan memaksa

Memaksa, mungkin itulah cara mengatasi anak susah makan yang sering dilakukan oleh para orangtua ketika mereka sudah mulai putus asa. Namun ternyata cara ini bukanlah cara yang efektif bahkan malah bisa memperparah keadaan dan membuat citra kita sebagai orangtua menjadi buruk dimata anak. Yang perlu orangtua lakukan adalah cobalah untuk tetap tenang jangan terbawa emosi, ketika anak tidak mau makan coba tanyakan kenapa mereka seperti itu, lalu tawarkan alternatif makanan lain yang dari segi gizi tidak jauh berbeda.

6. Jadikan saat makan menyenangkan

Cara mengatasi anak susah makan berikutnya yang bisa para orangtua lakukan adalah menjadikan saat makan menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan, salah satu caranya adalah dengan cara yang pertama tadi. Atau kita juga bisa menggunakan alat makan yang khusus dan bentuknya menarik untuk memancing perhatian anak. Ingat jangan sekali-kali menakut-nakuti anak jika tidak mau makan, mengancam apalagi menghukum karena bisa menyebabkan terjadinya trauma psikologis.

7. Praktikkan pola makan teratur

Seperti halnya waktu tidur dan mandi, waktu makanpun harus dijadwal. Jadwalkan lah waktu makan anak secara teratur, agar anak terbiasa jadi ketika waktu makan tiba anak akan dengan sendirinya minta makan. 8. Beri anak camilan yang sehat Ketika anak sudah mulai bisa berjalan, biasanya akan membuat mereka lebih banyak bergerak dan sulit untuk diam dan kita sebagai orangtua tentu akan kesulitan untuk mengajaknya makan. Untuk mengatasinya maka bisa dengan memberinya camilan sehat dengan nilai gizi yang setara dengan makanan biasa. Berikan pula camilan yang beragam agar anak tidak bosan.

9. Variasi Menu

Agar anak mau makan cara yang bisa kita lakukan adalah dengan menyediakan variasi makanan, jadi nantinya kita biarkan anak memilih makanan yang dia sukai untuk dimakan.

10. Sajikan dalam porsi kecil

Untuk para orangtua ketika menyajikan makanan untuk anak jangan berpikiran harus selalu menyajikan makanan yang lengkap dengan sayur, buah, susu atau yang lainnya dalam satu kali hidangan. Selera makan anak itu berbeda dengan orang dewasa, jadi alangkah baiknya untuk tanyakan dulu pada si anak apakah mau makan berbarengan atau satu per satu. Agar makanan yang kita sajikan bisa habis cobalah untuk menawarkan dalam porsi kecil dulu, baru setelah habis bisa ditambah lagi.

11. Libatkanlah anak anda untuk menyiapkan makanan

Melibatkan anak dalam menyajikan makanan juga bisa menjadi cara mengatasi anak susah makan, kenapa? Karena dengan melibatkan anak akan bisa memberikan contoh yang baik, jadi ketika orangtua makan anak biasanya juga akan ikut makan. Hal ini juga akan membuat anak bisa lebih menghargai makanan yang dihidangkan.

12. Batasi pemberian minuman di sela-sela waktu makan

Memberikan minuman berupa jus atau susu memang sangat baik bagi anak, namun jangan terlalu sering melakukannya ketika anak sedang makan karena akan membuat perut cepat penuh sehingga anak akan lebih cepat kenyang dan mengakibatkan makanan yang ada tidak dihabiskan.

13. Jangan mengiming-imingi anak dengan makanan penutup sebagai hadiah

Untuk mengatasi anak yang susah makan jangan sekali-kali mengiming-imingi anak dengan makanan penutup sebagai hadiah, hal ini akan membuat anak berpikiran bahwa makanan penutup adalah makanan yang paling enak, karena makanan penutup manis bisa juga berakibat keinginan anak untuk makan makanan yang manis menjadi meningkat. Kalau ingin memberikan makanan penutup berikanlah hanya 2 minggu 2 kali, untuk minggu berikutnya tidak diberikan.

14. Memberinya Natural Royal Honey Super Kids

Mengatasi Anak Susah Makan Dengan Madu Kids

Salah satu cara untuk mengatasi anak yang susah makan adalah dengan memberinya Natural Royal Honey Super Kids. Apa itu Natural Royal Honey Super Kids? Natural Royal Honey Super Kids merupakan suplemen madu murni produksi PT. Natural Nusantara atau NASA yang dihasilkan secara alami oleh lebar dari nektar dan diperkaya dengan Royal Jelly, Bee Pollen, EPA & DHA, Propolis dan Curcuma.

Madu Anak Natural Honey Super Kids adalah nutrisi lengkap dengan kandungan protein, karbohidrat, vitamin, mineral, asam organik, anti bakteri, anti alergi, anti Linflamatory dan expectorant yang bisa meningkatkan dan menjaga sel tubuh dari serangan bakteri dan bibit penyakit.

Dengan memberi anak Natural Royal Honey Super Kids maka akan menjadikannya lebih lahap makan, dan orangtua tak perlu khawatir lagi dengan masalah anak susah makan, karena akan teratasi dengan Natural Royal Honey Super Kids.

Selain bisa mengatasi anak yang susah makan, madu ini juga memiliki banyak manfaat lain yang sangat berguna bagi perkembangan dan kecerdasan si kecil. Berikut adalah manfaat madu royal honey nasa lainnya :

  • Sebagai sumber vitamin yang lengkap bagi anak
Madu mengandung banyak vitamin yang dibutuhkan saat pertumbuhan anak, yaitu vitamin A, B1, B2, B3, B5, B5, B6, D, K, E, Uric Acid, dan asam nikotinat. Vitamin-vitamin tersebut merupakan vitamin penting yang dibutuhkan oleh tubuh anak. Kandungan vitamin tersebut dapat diserap dengan mudah oleh tubuh selama satu jam setelah mengkonsumsi Natural Royal Honey Super Kids. Hal tersebut berbeda dengan vitamin pada makanan lain yang lebih lambat proses penyerapannya.

  • Dapat menyembuhkan batuk anak
Madu memiliki efek seperti obat dengan kandungan dekstrometorfana yang berfungsi meredakan batuk pada malam hari, sehingga anak dapat tidur dan istirahat lebih lelap.

  • Memperkuat sel darah putih
Disini madu juga berperan sebagai antibiotik. Jika minum madu secara teratur setiap hari, maka dapat memperkuat sel darah putih yang berperan membunuh bakteri serta penyakit penyebab virus. Secara spesifik, konsumsi madu kental dapat memperlambat bahkan menghentikan pertumbuhan bakteri candida alba. Sedangkan madu yang encer 40% dapat menjadi pembunuh bakteri, bakteri-bakteri yang dapat dibunuh oleh madu yaitu E.coli, vibrio cholera penyebab penyakit kolera, dan salmonella shigela.

  • Baik untuk pencernaan anak
Anak-anak biasanya belum bisa mengutamakan kebersihan, mereka sering tak acuh terhadap kebersihan tangan mereka ketika memegang makanan. Sehingga sering ditemukan anak-anak yang mengalami masalah dengan pencernaannya. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan madu. Karena madu memiliki beberapa bakteri ramah yang berfungsi untuk membunuh bakteri jahat di dalam usus.

  • Memicu pertumbuhan otak anak
Pada masa anak-anak, otak sedang mengalami perkembangan. Bantu perkembangan otak pada anak lebih optimal dengan menggunakan madu. Berikan satu sendok makan Natural Royal Honey Super Kids sebelum tidur. Hal ini akan lebih meningkatkan fungsi kinerja otak semalaman pada saat anak sedang tidur.


  • Membantu pertumbuhan anak
Tidak dipungkiri lagi bahwa madu dapat membantu pertumbuhan anak secara maksimal. Madu mengandung banyak zat besi dan tembaga (Cu). Asupan zat besi dan Cu yang cukup akan membantu proses pembentukan sel darah merah dan hemoglobin.

Ternyata banyak sekali manfaatnya untuk anak bukan? Jadi tunggu apalagi segera beri anak anda Natural Royal Honey Super Kids dari Nasa, biar lebih lahap makannya, sehat dan cerdas pastinya. Semua manfaat diatas bisa anda dapatkan hanya dengan Rp. 60.000 saja, bayangkan hanya dengan uang segitu Anda bisa mendapatkan berbagai manfaat yang melimpah untuk perkembangan anak Anda. So pesan Natural Royal Honey Super Kids sekarang juga!

Natural Royal Honey Super Kids

Untuk pemesanan Anda bisa menghubungi kontak Distributor Resmi Nasa berikut ini : 
  • SMS/WA : 0821-3762-0507

Untuk para orangtua perlu diingat, jangan sekali-kali mengiming-imingi anak dengan jajan sebagai jalan pintas pereda kerewelan mereka. Hal itu justru akan menjadi senjata pamungkas anak-anak untuk rewel dalam rangka mendapatkan jajan.

Selain itu anda juga bisa melakukan atau meniru beberapa tips dari para orangtua dan dokter dalam mengatasi anak susah makan yang ada di video berikut ini :



Itulah beberapa penyebab dan cara mengatasi anak susah makan yang harus para orangtua ketahui, semoga bermanfaat untuk Anda para orangtua yang sedang kesulitan dalam mengatasi sang buah hati yang susah untuk makan, jangan lupa juga untuk selalu mengiringi setiap usaha yang anda lakukan dengan doa.

Featured Post

18 Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Yang Sering Dilakukan

Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak - Memberikan pendidikan terbaik bagi anak adalah tugas...